Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah tujuh bulan selamat dari mosi tidak percaya, Tony Abbott terpaksa harus melepas jabatannya sebagai Perdana Menteri Australia. Dia dilengserkan setelah dalam pemungutan suara pimpinan Partai Liberal--partai yang berkuasa--kalah suara.
Dia dikalahkan oleh penantangnya Malcolm Turnbull, dalam pemungutan suara di internal Partai Liberal dengan hasil perolehan suara 54-44. Keberhasilan ini juga membuka jalan bagi Turnbull sebagai Perdana Menteri Australia yang baru.
Turnbull seorang mantan pengacara yang menjadi pengusaha itu mengatakan bahwa pemerintah yang baru benar-benar akan konsultatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perdana Menteri Australia bukan presiden. Namun perdana menteri adalah yang pertama dan sederajat," ujarnya, sambil diapit Julie Bishop, yang kembali terpilih sebagai wakil pemimpin.
Pernyataan itu bisa dilihat sebagai kritik terhadap gaya kepemimpinan Abbott. Ia dianggap sebagai pemimpin yang membuat keputusan tanpa konsultasi apapun.
Turnbull tidak akan mengomentari setiap kebijakan pemerintah saat ini, ia mengatakan bahwa keputusan akan dibuat dalam cara yang bijaksana dan penuh pertimbangan
"Saya tidak akan membuat pernyataan kebijakan dari podium ini malam ini. Tentu saja kebijakan berubah, mereka berubah sepanjang waktu," katanya, seperti dikutip CNN.
Pada bulan Februari lalu, Abbott menang dari mosi tidak percaya di antara rekan-rekan partainya, dengan 61 orang berbanding 39. Abbott mungkin telah memenangkan dukungan mayoritas, tetapi 39 orang melawan dia dan membuat perlawanan.
(tyo)