Canberra, CNN Indonesia -- Malcolm Turnbull diambil sumpahnya untuk menjadi perdana menteri Australia ke-29 pada Selasa (15/9), sehari setelah memenangkan pemilihan internal Partai Liberal yang menggulingkan Tony Abbott.
Diberitakan Reuters, Turnbull diambil sumpahnya oleh Gubernur Jenderal Sir Peter Cosgrove, representatif Ratu Elizabeth di Inggris yang merupakan kepala negara Australia.
Turnbull memenangkan pemilu tertutup Partai Liberal pada Senin kemarin melawan Tony Abbott yang popularitasnya anjlok setelah dua tahun berkuasa. Berbagai survei dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan Abbott kian tidak disukai publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Turnbull merupakan politisi andalan Partai Liberal yang mendukung pernikahan sejenis dan memiliki pandangan progesif terkait perubahan iklim.
Mantan bankir investasi ini dalam pernyataan pertamanya sebagai perdana menteri mengatakan bahwa walau pemimpin Australia berganti namun pemerintahan Partai Liberal masih sangat kuat.
Kepada wartawan, dia sendiri mengaku tidak mengira akan berhasil mengalahkan Abbott dalam perolehan suara kemarin.
"Tapi ini adalah jabatan yang merupakan kehormatan bagi saya dan yang jelas saya inginkan," kata Turnbull.
Turnbull diperkirakan akan merombak kabinet, dengan kemungkinan mengganti Bendahara Negara saat ini, Joe Hockey, yang tengah berjuang melawan kebijakan anggaran yang tidak populer. Hockey kemungkinan akan digantikan dengan Menteri Sosial, Scott Morrison.
Menteri Pertahanan Kevin Andrews, yang tengah mengawasi tender kapal selam senilai US$50 miliar, juga diperkirakan akan diganti saat Turnbull mengumumkan kabinetnya pada akhir pekan ini.
Sementara, Menteri Luar Negeri, Julie Bishop, yang memenangkan suara partai untuk mempertahankan posisi tambahan sebagai wakil perdana menteri, menyatakan dia telah berdiskusi dengan para pemimpin internasional semalam terkait perubahan kepemimpinan.
Sedang pihak oposisi, Partai Buruh, menyindir Turnbull sebagai "miliuner yang tinggal di rumah mewah di Sydney Harbour" yang jauh dari kehidupan warga Australia sehari-hari.
Abbott dalam pidato terakhirnya mengaku bangga dengan pencapaian pemerintahannya. "Saya menerima dengan lapang dada kekalahan, tapi hal itu tidak bisa dibandingkan dengan kehormatan diminta untuk memimpin," kata Abbott.
Di antara pencapaian pemerintahan Abbott yang tercatat adalah terciptanya 300 ribu lapangan kerja, penghapusan pajak perdagangan dan perjanjian perdagangan bebas, pembangunan sektor infrastruktur, dan perlawanan terhadap terorisme.
Namun Abbott dikecam akibat janjinya yang banyak tidak dipenuhi dan sikap kerasnya terhadap para imigran asing, termasuk melempar mereka kembali ke laut dengan perahu sekoci.
(stu)