Jakarta, CNN Indonesia -- Raja Arab Saudi Salman pada Selasa (15/9) menjatuhkan berbagai sanksi kepada kontraktor utama perluasan Masjidil Haram, Saudi Binladin Group atas insiden jatuhnya
crane yang menewaskan ratusan jemaah haji, termasuk jemaah asal Indonesia.
Dilansir dari The Guardian, tim penyelidikan menyimpulkan bahwa perusahaan kontraktor itu "bertanggung jawab sebagian" atas tragedi yang terjadi pada Jumat (11/9) menyusul badai yang melanda Mekkah. Insiden itu menewaskan 111 orang dan melukai 331 lainnya.
"Perusahaan itu tidak mengikuti aturan keselamatan di lokasi kejadian," bunyi laporan kantor berita Saudi Press Agency.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Saudi Gazette, Saudi juga akan melakukan tindakan hukum terhadap Binladin Group yang dinilai ikut bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Raja Salman mengeluarkan larangan berpergian kepada dewan direktur dan pejabat eksekutif Saudi Binladin Group, sebelum penyelidikan penuh soal insiden ini rampung dan hingga adanya putusan dari pengadilan terkait insiden tersebut.
Menurut
CNN, Salman juga memerintahkan agar seluruh proyek konstruksi Saudi Binladin Group dihentikan sementara di seluruh wilayah Saudi hingga penyelidikan selesai.
Perusahaan itu juga dilarang mengambil proyek konstruksi lainnya sebelum adanya putusan pengadilan.
Terdapat dugaan terjadi pelanggaran aturan keselamatan dalam pengoperasian
crane. Penyidik menyimpulkan bahwa angin kencang dan pelanggaran standar keselamatan terkait posisi
crane adalah penyebab utama tragedi itu.
"Angin kencang menyebabkan kecelakaan sementara
crane berada pada posisi yang salah. Posisi
crane itu melanggar petunjuk operasional dari produsen," bunyi laporan penyelidikan sementara, dikutip dari Saudi Gazette.
Sesuai dengan petunjuk operasional, lengan utama
crane seharusnya diturunkan untuk sementara jika tidak digunakan atau jika terdapat angin kencang.
Selain itu, terdapat dugaan pelanggaran peraturan keselamatan saat mengoperasikan
crane. Para pejabat perusahaan yang bertanggung jawab atas keselamatan crane tidak mematuhi petunjuk seperti yang tertera dalam buku manual operasional.
Para pejabat perusahaan itu juga diduga tidak mengikuti ramalan cuaca dari Badan Meteorologi dan Lingkungan Saudi (PME).
Saudi Binladin Group merupakan perusahaan konstruksi besar di Saudi yang didirikan oleh ayah Osama bin Laden, Muhammmed bin Laden.
Crane yang menimpa Masjidil Haram merupakan
crane milik Saudi Binladin Group.
Proyek pengembangan Masjidil Haram tersebut bernilai US$21,4 triliun dan hanya salah satu dari sejumlah proyek bergengsi perusahaan ini.
Sementara, penggunaan seluruh
crane di proyek perluasan Masjidil Haram dihentikan hingga prosesi haji, menurut laporan Saudi Gazette.
Hisham Al-Faleh, Penasihat Gubernur Makkah Khaled Al-Faisal dan ketua komite penyelidikan insiden
crane menyatakan seluruh crane akan benar-benar diperiksa untuk memastikan bahwa setiap
crane terpasang dengan benar.
Dalam penyelidikan ini, para teknisi dari Saudi Aramco dan Dewan Teknisi Saudi dilibatkan dan dimintai pendapat independen terkait penyebab jatuhnya
crane dan upaya terbaik untuk membersihkan puing-puing tanpa menyebabkan kerusakan yang lebih besar.
The Telegraph menyebutkan, terdapat beberapa proyek perluasan yang tengah berlangsung di Kompleks Masjidil Haram seluas 88 acre tersebut.
Crane yang jatuh merupakan salah satu dari puluhan yang tersebar di sekitar Masjidil Haram.
Juru bicara perusahaan Liebherr yang berbasis di kota Biberach an der Riss, Jerman, menyatakan para pakar akan mengawasi pemindahan
crane yang menghantam Masjidil Haram tanpa menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Para pakar juga akan dimintai pendpat soal cara merekonstruksi
crane.
Juru bicara yang tak disebutkan namanya itu menolak mengungkapkan harga
crane itu, tetapi menyatakan bahwa
crane itu dijual ke Saudi pada 2012, dan termasuk dalam 40
crane yang dipasok ke sejumlah negara berbeda.
(ama/stu)