Jakarta, CNN Indonesia -- Sekitar 330 militan ISIS telah tewas dalam serangan udara Inggris sejak Royal Air Force (RAF) mulai meluncurkan operasi pada September tahun lalu.
"Angka ini adalah kemungkinan besar, setidaknya mengingat tidak adanya pasukan darat Inggris di posisi untuk mengamati efek dari aktivitas serangan," kata Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon dalam sebuah pernyataan tertulis, Kamis (17/9).
"Kami tidak percaya ada korban sipil akibat aktivitas serangan Inggris," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inggris secara rutin melancarkan serangan terhadap target ISIS di Irak, bagian dari kampanye serangan udara pimpinan Amerika Serikat. Namun Inggris tidak ambil bagian dalam serangan udara di Suriah setelah Perdana Menteri David Cameron kehilangan dukungan suara untuk menyetujui aksi militer di sana pada 2013.
Cameron ingin memenangkan dukungan parlemen untuk memperpanjang serangan terhadap ISIS di Suriah, namun Fallon mengatakan kondisi saat ini tidak logis.
Beberapa anggota Partai Konservatif pimpinan Cameron juga menentang perluasan serangan udara ke Suriah, pun pemimpin oposisi Partai Buruh yang baru, Jeremy Corbyn, yang merupakan veteran kampanye antiperang.
Awal bulan ini, Cameron mengatakan dua warga Inggris yang telah bergabung dengan ISIS telah terbunuh dalam serangan drone RAF di Suriah, satu diantaranya dituding telah merencanakan serangan di Inggris.
(stu)