Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah bom yang disembunyikan di sepeda motor yang diparkir di luar sebuah kuil di provinsi paling selatan Thailand menewaskan dua orang dan melukai 14 lainnya pada Kamis (17/9). Polisi menduga serangan tersebut dilakukan oleh kelompok separatis etnis Melayu.
Dilaporkan Reuters, bom tersebut merupakan salah satu dari serangkaian bom yang meledak pada Kamis malam di distrik Narathiwat, salah satu dari tiga provinsi yang didominasi umat Muslim.
Wilayah tersebut merupakan salah satu basis kelompok militan yang memberontak terhadap pemerintahan Thailand.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui akun Twitter resmi miliknya, juru bicara kepolisian Thailand Jenderal Prawut Thavornsiri menyatakan bahwa dua bom meledak di dekat Wat Sangkhasitthitharam.
Bom pertama merupakan pengalihan agar warga yang panik mendekati lokasi di mana bom kedua akan meledak, dan melukai warga yang berkumpul.
Dilansir dari The Bangkok Post, bom ketiga meledak di depan Tangyongmas dan bom keempat meledak di depan sebuah gedung perkantoran. Semua lokasi bom berada di sub distrik Tanyongmas.
Bom ketiga tersebut merupakan bom yang disembunyikan di sepeda motor dan meledak ketika petugas tengah menuju lokasi ledakan dua bom pertama.
Satu tentara tewas dan satu warga terluka dalam serangan itu, menurut laporan The Bangkok Post.
Kepala polisi distrik Rangae, Pakdee Preechachon mengkonfirmasi bahwa sejumlah tentara termasuk korban tewas dan terluka akibat insiden tersebut, dilansir dari Reuters.
Sementara benda yang diduga bom keempat meledak di dekat jalur kereta api setempat dan setelah diselidiki ternyata merupakan petasan dengan kekuatan besar.
Keempat bom tersebut terjadi pada pukul 7.20 malam hingga 8 malam.
Dua bom lainnya meledak di Tanyongmas pukul 9.20 malam, tetapi tidak menimbulkan korban jiwa ataupun luka.
Pakdee menambahkan ditemukan tiga perangkat bom yang belum meledak di daerah itu.
Seperti banyak serangan di wilayah Thailand selatan, tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab.
Lebih dari 6.500 orang tewas dalam kerusuhan sejak tahun 2004 di Yala, Pattani dan Narathiwat yang berbatasan dengan Malaysia.
Wilayah ini merupakan bagian dari kesultanan Melayu Muslim yang dianeksasi oleh sebagian besar umat Buddha Thailand lebih dari satu abad silam.
Serangkaian bom ini terjadi menyusul insiden bom di Kuil Erawan di pusat kota Bangkok pada 17 Agustus lalu, menewaskan 20 orang, termasuk seorang warga Indonesia.
Polisi Thailand menangkap sejumlah tersangka setelah menggeledah sejumlah apartemen di sekitar Bangkok, beberapa hari setelah insiden.
Menurut laporan terbaru, terdapat tiga orang yang ditangkap di Malaysia yang diduga terkait dengan pengeboman tersebut. Ketiga orang itu terdiri dari dua warga Malaysia, satu pria dan satu wanita, dan satu perempuan Pakistan.
(ama/ama)