Penyelidikan Bom Bangkok Mandek, Polisi Salahkan Media

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 18 Sep 2015 08:18 WIB
Wakil Kepala Polisi Nasional Thailand, Chakthip Chaijinda menyatakan bahwa penyelidikan bom Bangkok mandek karena media melaporkan pergerakan polisi.
Polisi Thailand melakukan rekonstruksi bom Bangkok dengan salah satu tersangka. (Reuters/Athit Perawongmetha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Kepala Polisi Nasional Thailand, Chakthip Chaijinda menyatakan bahwa perburuan pria berkaus kuning yang menjadi tersangka utama bom Bangkok kian mandek karena sang pelaku mengetahui setiap pergerakan polisi melalui laporan media.

Dikutip dari Bangkok Post, pernyataan ini dilontarkan Chakthip setelah merilis surat penangkapan untuk satu tersangka asal Pakistan yang diduga berkonspirasi dalam pengeboman Bangkok.

"Sejujurnya, saya menyesal (kita membuang banyak waktu), dia (tersangka utama) kini bagaikan burung yang bebas, dan kami tidak tahu ke mana dia kabur. Saya yakin dia sudah berada di Malaysia," kata Chakthip.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pekan lalu saya yakin 100 persen bisa menangkapnya. Kini, kami harus mulai dari awal lagi," katanya melanjutkan.

Sebelumnya, terdapat laporan bahwa tersangka utama telah berada di Malaysia, setelah mendapat bantuan untuk melarikan diri dari warga Thailand dan Malaysia.

Chakthip menyatakan media ikut bertanggung jawab dalam membantu sang tersangka, karena melaporkan setiap gerakan polisi dalam menyelidiki kasus ini.

"Laporkan saja, berikan informasi penyelidikan yang lebih banyak, sehingga polisi akan semakin sulit menangkap tersangka. Jika media tidak memberitakan tersangka melarikan diri ke sana, ke sini, pasti dia sudah kami tangkap sejak pekan lalu," kata Chakthip.

"Saya mengerti media harus melaporkan, tetapi media juga harus memahami sifat investigasi ini," ujar Chakthip.

"Kami bekerja keras hingga bisa menyelidiki sejauh ini, dan kami tidak memberitahu siapapun soal keberadaan tersangka. Tetapi media melaporkannya," ucap Chakthip.

Akhir pekan lalu, kepolisian Malaysia menahan tiga orang yang diduga terlibat dalam aksi pemboman Kuil Erawan, Bangkok. Tiga orang tersebut terdiri dari dua warga Malaysia, satu pria dan satu wanita, dan satu perempuan Pakistan.

Chakthip menyatakan hingga saat ini belum jelas apakah pihak berwenang Malaysia akan mengizinkan petugas Thailand untuk menginterogasi tiga tersangka itu.

Chakthip memaparkan jika polisi Thailand dapat menginterogasi ketiganya, maka polisi Thailand dapat mengumpulkan informasi soal keberadaan tersangka pengeboman.

Meskipun ketiganya kini belum dikenai dakwaan terorisme, kepolisian Thailand dapat bekerja sama dengan Interpol dan kedutaan besar untuk melacak mereka.

Sementara, pengadilan provinsi Min Buri pada Kamis (17/9) menyetujui surat penangkapan untuk Abdul Tawab, 40, warga Pakistan yang diduga mentransfer uang dua kali ke rekening Emrah Dovutoglu, suami Wanna Suansan, wanita Thailand yang menjadi salah satu tersangka pengeboman.

Kepolisian Thailand juga telah mengeluarkan surat penangkapan untuk Davutoglu dan Suansan. Wanna adalah satu-satunya tersangka berkewarganegaraan Thailand dalam kasus ini, sedangkan suaminya adalah warga Turki.

Tawab adalah tersangka ke-13 yang telah mendekam dalam tahanan kepolisian Thailand yang diduga terkait dengan pengeboman di Kuil Erawan yang menewaskan 20 orang, termasuk seorang warga negara Indonesia. 

Sejak saat itu, dugaan keterlibatan militan Uighur semakin kuat mengemuka.

Diduga serangan ini adalah pembalasan atas tindakan Thailand yang mendeportasi lebih dari 100 pengungsi Uighur kembali ke China. Kelompok HAM mengecamnya dan mengatakan para Uighur ini akan menerima hukuman berat dari pemerintah China.

Keputusan Thailand juga memicu protes besar di Turki, negara dengan warga yang memiliki kesamaan bahasa serta budaya dengan Uighur. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER