Tersangka Bom Bangkok Mengaku Tiba di Thailand Usai Ledakan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 18 Sep 2015 12:44 WIB
Pengacara tersangka bom Bangkok mengungkapkan bahwa kliennya mengaku tiba di Thailand empat hari usai insiden bom Bangkok.
Pengacara tersangka bom Bangkok mengungkapkan bahwa kliennya mengaku tiba di Thailand empat hari usai insiden bom Bangkok. (Reuters/Thai Police/Handout)
Jakarta, CNN Indonesia -- Chuchart Kanpai adalah pengacara salah satu tersangka pelaku bom Bangkok yang teridentifikasi bernama Adem Karadag.

Namun, Chuchart mengatakan bahwa nama asli kliennya adalah Bilal Mohammed, seorang etnis Uighur yang lahir di Urumqi, China. Ia dan keluarganya bermigrasi ke Istanbul, Turki, pada 2004.

Menurut pengakuan Bilal kepada Chuchart, dia kemudian singgah di Vietnam untuk kemudian hijrah ke Malaysia demi mencari pekerjaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ia mengatakan kepada saya bahwa ia meninggalkan Istanbul, Turki, sekitar pertengahan April dan tiba di Vietnam menggunakan paspor palsu karena ia lahir di tenggara China," ujar Chuchart seperti dikutip Channel NewsAsia.

Bilal mengaku bahwa ia tiba di Thailand pada 21 Agustus, empat hari setelah bom meledak di Kuil Erawan.

Bilal mengaku mengenali seorang tersangka pengeboman, Abdullah Abdullahman. Ia adalah agen yang membantu Bilal pergi dari Vietnam menuju Thailand dengan menyuap petugas imigrasi.

Namun, Bilal sama sekali tidak mengetahui kasus pengeboman tersebut hingga akhirnya ia ditahan pada 29 Agustus di salah satu apartemen di Bangkok.

Chuchart mengatakan bahwa kliennya menyanggah semua tuduhan keterlibatannya dalam pembuatan bom. Bilal juga mengklaim bahwa material pembuatan bom yang ditemukan oleh kepolisian juga bisa saja berasal dari empat kamar lain dalam apartemen sewaan Abdullah tersebut.

Menurut Chuchart, kemungkinan penyelundup manusia menggunakan kamar-kamar tersebut sebagai penampungan.

"Ini hanya sebuah kebetulan ia sedang berada di apartemen itu ketika polisi menggerebek. Dari pengakuan dia, banyak imigran lain yang bertahan di sana sebelum akhirnya ke Malaysia.

Kepolisian Thailan mengatakan bahwa jaringan perdagangan manusia disinyalir terlibat dalam serangan bom di Kuil Erawan. Pasalnya, bisnis mereka terganggu akibat upaya pemerintah untuk memberantas perdagangan manusia.

Namun, beberapa ahli menyebut bahwa keputusan deportasi lebih dari seratus kaum Uighut ke China pada Juli lalu juga kemungkinan merupakan penyebab pengeboman.

"Thailand harus mengubah pendekatan kebijakan luar negeri.di seluruh pelosik dunia kini ada penekanan khusus pada perlindungan HAM dan membantu korban perdagangan manusia untuk mendapatkan kebebasannya. Namun, Thailand tetap mengirimkan para kaum Uighur ke China atas permintaan Bangkok," kata Jaran Maluleem dari Departemen Ilmu Politik Universitas Thammasat.

Guna memperjelas masalah, Chuchart mengaku akan meminta bantuan dari Kedutaan Besar Turki di Thailand pada Jumat (18/9) untuk melakukan verifikasi identitas Bilal dan semua informasi tentangnya. Menurut Bilal, seluruh keluarganya, yaitu ibu, dan saudaranya, masih tinggal di Istanbul.

(ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER