New Delhi, CNN Indonesia -- Sebuah lowongan untuk pramusaji teh dan penjaga malam di instansi pemerintah India mengundang jutaan pelamar. Ada 368 lowongan tersedia untuk dua posisi tersebut, sedangkan pelamarnya mencapai 2,3 juta orang.
Diberitakan CNN, Senin (21/9), pemerintah terkejut dengan banyaknya pelamar yang jumlahnya mencakup 1 persen populasi negara bagian Uttar Pradesh.
Pemerintah mengatakan, jika mereka memanggil pelamar satu per satu untuk diwawancara, maka prosesnya akan memakan waktu hingga empat tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelamar untuk pekerjaan ini bukan hanya warga dengan pendidikan rendah, melainkan para lulusan sarjana. Salah satunya adalah Alok Chaurasia, insinyur komunikasi dan elektronika, yang mengaku rela bekerja apa saja ketimbang menganggur.
"Tidak ada pekerjaan di mana-mana. Saat saya melihat iklan lowongan itu, saya langsung melamar," kata Chaurasia kepada stasiun televisi NDTV.
Setiap bulannya ada 1 juta calon pekerja baru di India. Membludaknya pelamar untuk pekerjaan-pekerjaan ringan menunjukkan tingkat pengangguran yang tinggi di India.
Selain itu, pekerjaan di instansi pemerintah menjadi incaran karena tunjangannya yang baik, gaji yang di atas standar dan tidak rawan pemecatan.
Perdana Menteri India Narendra Modi telah menargetkan 100 juta pekerjaan pada 2022. Menurut ahli ekonomi India di lembaga Societe Generale, Kunal Kumar Kundu, target Modi itu "tidak akan bisa tercapai".
"Hal itu tidak akan terjadi. Butuh waktu yang sangat lama dan saya kira tidak akan tercapai di masa yang mereka targetkan," kata Kundu.
Kundu mengatakan pemerintah India harus mereformasi undang-undang pekerja dan menyederhanakan pajak serta memangkas birokrasi di lembaga negara.
(den)