Los Angeles Deklarasikan Status Gawat Darurat Tunawisma

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 23 Sep 2015 12:11 WIB
Los Angeles memiliki 25 ribu tunawisma dan meminta dana sebesar Rp1,47 triliun untuk menanggulangi krisis tersebut.
Ilustrasi tunawisma. (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Kota Los Angeles mendeklarasikan status gawat darurat tunawisma di kotanya pada Selasa (22/9) dan meminta dana bantuan sebesar US$100 juta atau setara Rp1,47 triliun untuk menanggulangi krisis tersebut.

Pernyataan tersebut dilansir bertepatan dengan pengumuman rencana Wali Kota Los Angeles, Eric Garcetti, untuk memindahkan semua orang dari pinggir jalan.

"Kami semua mengerti urgensi dari situasi ini dan apa yang dipertaruhkan. Saya mengapresiasi keputusan Dewan Kota Los Angeles dalam menetapkan sebuah investasi awal yang dapat membantu peluncuran rencana komperhensif saya dalam menanggulangi tunawisma," ujar Garcetti, dikutip CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak Garcetti menjabat dua tahun lalu, angka tunawisma di Los Angeles meningkat 12 persen. Merujuk pada data Badan Layanan Tunawisma, Los Angeles memiliki populasi manusia tanpa rumah terbesar di California, yaitu mencapai 25 ribu jiwa.

Sebagian tunawisma berdiam di Skid Row, sebuah kamp di sisi jalan Los Angeles yang memanjang hingga beberapa blok.

Dewan Kota menggambarkan krisis ini sebagai situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan akan terus bertumbuh. Menurut mereka, alasan mendasar peningkatan tersebut adalah kurangnya perumahan terjangkau dan tempat penampungan darurat.

"Proposal ini bukan hanya rangkaian kata. Proposal ini membutuhkan proses cepat pengadaan perumahan terjangkau. Ini juga memudahkan institusi nonprofit untuk mengoperasikan program tempat penampungan dan parkir aman, juga membuka kemungkinan Badan Layanan Tunawisma Los Angeles untuk menggunakan fasilitas dengan tujuan sama," kata anggota dewan, Mike Bonin.

Selain permohonan biaya US$100 juta, Garcetti juga meminta kucuran dana sebesar US$100 juta tambahan untuk membangun rumah permanen bagi para tunawsima dan mendirikan badan penanggulangan tersendiri.

Dalam jangka pendek, Garcetti meminta US$13 juta atau setara Rp191,2 miliar sebagai dana darurat untuk membangun layanan perumahan tunawsima.

"Jika kita dapat membantu orang membutuhkan dan mengangkat orang terbelakang, maka kita dapat hidup dalam idealisme terbaik kita," kata Garcetti. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER