Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat pada Selasa (22/9) mengatakan telah memindahkan Abdul Rahman Shalabi, mantan pengawal pemimpin al-Qaidah Osama bin Laden, dari penjara Guantanamo ke Arab Saudi.
Shalabi dikenal sebagai tahanan yang melakukan aksi mogok makan panjang telah mendekam di Guantanamo selama 13,5 tahun. Saat ini masih ada 114 tahanan lagi di penjara yang terletak di tenggara Kuba itu.
Pentagon mengatakan bahwa Shalabi adalah tahanan kedua yang telah dipindahkan dari Guantanamo dalam kurun waktu kurang dari sepekan. Sebelumnya Younis Abdurrahman Chekkouri yang telah dipenjara sejak 2002, pada Kamis pekan lalu telah dipindahkan ke penjara di negara asalnya, Maroko.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Amerika Serikat berterima kasih pada Kerajaan Arab Saudi atas kerelaannya mendukung upaya AS menutup fasilitas penahanan Teluk Guantanamo," kata pernyataan Pentagon, dikutip Reuters.
Menurut keterangan Kementerian Pertahanan AS, Shalabi yang saat ini berusia 39 tahun adalah anggota al-Qaidah dan telah lama menjadi pengawal Bin Laden. Dia pernah mendapatkan pelatihan pertempuran jarak dekat dan hampir ambil peranan dalam serangan 11 September 2001 di AS.
Pentagon menyebutkan, AS telah berkoordinasi dengan Saudi "untuk memastikan pemindahannya sesuai dengan prosedur keamanan dan langkah-langkah perlakuan yang manusiawi."
Shalabi telah melakukan mogok makan sejak tahun 2005 dan harus diberi makan paksa. Aksi ini digelar sebagai protes atas perlakuan dan kondisi buruk di Guantanamo.
Menurut dokumen Pentagon, Shalabi tertangkap oleh tentara Pakistan pada Desember 2001 saat mencoba menyeberangi perbatasan Afghanistan-Pakistan setelah kabur dari persembunyian al-Qaidah di gunung Tora Bora.
Dia merupakan salah satu tahanan pertama di Guantanamo pada 2002 pada pemerintahan George W. Bush.
Peninjauan oleh dewan keamanan AS pada 15 Juni lalu menyatakan bahwa Shalabi tidak lagi perlu ditahan di Guantanamo karena tidak lagi dianggap ancaman.
AS juga percaya bahwa program rehabilitasi dan pengawasan Saudi cukup mumpuni untuk tersangka kasus teroris seperti Shalabi.
(stu)