Politisi Taiwan Akan ke Jepang, China Geram

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Sabtu, 26 Sep 2015 04:30 WIB
China menyampaikan amarahnya atas rencana kunjungan pemimpin oposisi Taiwan, Tsai Ing-wen, ke Jepang bulan depan.
Pergerakan pemimpin oposisi Taiwan, Tsai Ing-wen, memang kerap membuat murka China.(Reuters/Pichi Chuang)
Jakarta, CNN Indonesia -- China menyampaikan amarahnya atas rencana kunjungan pemimpin oposisi Taiwan, Tsai Ing-wen, ke Jepang bulan depan. Menurut China, Jepang seharusnya tidak memberikan kesempatan untuk mempromosikan pandangan kemerdekaan bagi Taiwan.

"Kami sangat memerhatikan aktivitas Tsai Ing-Wen di Jepang dan dengan tegas menentangnya. Kami meminta Jepang tunduk pada prinsip persatuan China dan janji kepada China soal isu Taiwan dan tidak memberikan ruang untuk alasan apapun bagi siapapun untuk menyebarkan kemerdekaan Taiwan," ujar Hong.

Pergerakan Tsai memang kerap membuat murka China. Tahun lalu, ia bahkan berkunjung ke Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir Reuters, partai tempat Tsai bernaung, Partai Demokrasi Progresif (DPP), memang selalu membicarakan kemerdekaan Taiwan. Menurut DPP, warga pulau tersebut dapat menentukan sendiri masa depannya. Beijing jelas menentang kampanye ini.

Ketegangan antara China dan Taiwan bagai tanpa akhir sejak perang sipil dengan Komunis berakhir pada 1949. Kala itu, pasukan nasionalis China mundur ke Taiwan.

Namun, China tidak pernah mengakui kemerdekaan Taiwan. Mereka menganggap Taiwan sebagai pembangkang yang berada di bawah kekuasaannya.

Ketegangan antara China dan Taiwan semakin panas pada awal 2000-an.

Presiden pertama dari DPP, Chen Shui-bian, yang menjabat dari 2000 hingga 2008 juga kerap membuat Beijing geram. China menuding Chen mencoba mendorong kemerdekaan Taiwan.

Hubungan antara China dan Taiwan mulai erat setelah seorang tokoh Nasionalis, Ma Ying-jeou menjadi presiden pada 2008. Sejak saat itu, China dan Taiwan meneken beberapa peranjian perdagangan dan ekonomi.

Namun, Ma akan mundur dari jabatannya tahun depan karena keterbatasan masa kepemimpinan. Tsai merupakan tokoh yang dijagokan menang dalam pemilu Januari mendatang. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER