Trump Dukung Rusia Gempur ISIS, Bela Pemerintahan Assad

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 30 Sep 2015 13:44 WIB
Bakal capres AS dari Partai Republik, Donald Trump, menyatakan dukungannya terhadap upaya Rusia untuk menggempur kelompok militan ISIS di Suriah.
Ditanyakan pendapatnya mengenai pemikiran Assad adalah sumber masalah Suriah, Trump malah kembali menanyakan siapa yang pantas menggantikan Presiden Suriah tersebut jika dilengserkan. (Reuters/Mike Stone)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, menyatakan dukungannya terhadap upaya Rusia untuk menggempur kelompok militan ISIS di Timur Tengah, termasuk Suriah.

"Saya membela kelompok yang mengatakan bahwa jika Rusia ingin melawan ISIS, Anda juga harus melawan keinginan untuk mengatakan bahwa Anda cemburu dan kami tidak mau kalian (Rusia) melakukan itu," ujar Trump kepada NBC ketika ditanya apakah ia membela Rusia yang mendukung pemerintahan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Trump juga mengatakan bahwa Amerika Serikat seharusnya mendukung siapapun yang ingin menghancurkan kelompok pengambil alih sebagian besar wilayah Suriah dan negara tetangganya, Irak, merujuk pada ISIS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir The Independent, beberapa pejabat Partai Republik memang kerap melontarkan kritik mengenai politik luar negeri pemerintah Barack Obama terhadap Suriah. Menurut mereka, AS sudah terlalu dalam melibatkan diri dalam empat tahun perang sipil Suriah hingga munculnya ISIS.

Pemerintah AS memang menginisiasi koalisi serangan udara untuk menggempur ISIS. Namun, menurut AS, Assad adalah dalang segala kerusuhan dan menjamurnya berbagai kelompok militan, termasuk ISIS.

Ditanyakan pendapatnya mengenai pemikiran Assad adalah sumber masalah Suriah, Trump malah kembali menanyakan siapa yang pantas menggantikan Presiden Suriah tersebut jika dilengserkan.

"Orang yang akan menggantikan Assad, tak ada yang tahu siapa mereka dan mereka bisa saja malah lebih parah. Kita selalu berpihak pada orang dan mereka ternyata lebih buruk dari orang yang menjabat sebelumnya," kata Trump.

Permasalahan Assad ini juga menjadi salah satu isu panas di atas mimbar sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dalam pidato di mimbar PBB, Obama mengaku siap bekerja sama dengan siapapun, termasuk Iran dan Rusia, untuk menyelesaikan masalah di Suriah. Obama mengatakan bahwa Assad adalah dalang segala masalah, sementara Putin beranggapan, pemberantasan ISIS tak akan tercapai tanpa campur tangan Assad.

"AS siap untuk bekerja dengan bangsa manapun, termasuk Rusia dan Iran, untuk menyelesaikan konflik. Namun, kita harus menyadari bahwa tidak ada, setelah banyak pertumpahan darah dan pembunuhan massal, jalan untuk kembali ke status quo sebelum perang," kata Obama.

Obama memang tidak menyebut penggulingan Assad secara eksplisit, tapi ia menyiratkan adanya kemungkinan transisi dari presiden Suriah tersebut.

Lebih jauh, Obama juga menampik argumen bahwa hanya sistem otoritarian yang dapat melawan kelompok-kelompok seperti ISIS, dengan mengatakan, "Sesuai logika ini, kita harus mendukung tirani seperti Bashar al-Assad, yang menjatuhkan bom barel untuk membunuh anak-anak tak bersalah karena cara alternatif lainnya tentu lebih buruk," kata Obama.

Namun, Putin tetap yakin bahwa tak ada pilihan selain bekerja sama dengan Assad, sekutu lama Rusia.

"Kami pikir, adalah sebuah kesalahan besar untuk menolak bekerja sama dengan pemerintah Suriah dan pasukan bersenjatanya yang sangat berani menghadapi terorisme di depan mata," tutur Putin dalam pidatonya.

Melanjutkan pidato, Putin kembali berkata, "Kita harus paham bahwa tak ada pasukan, selain pasukan bersenjata Presiden Assad dan milisi (Kurdi) yang benar-benar memerangi ISIS dan organisasi teroris lain di Suriah." (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER