Serangan Udara Rusia di Suriah Tidak Targetkan ISIS

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 01 Okt 2015 20:39 WIB
Serangan Rusia menargetkan sejumlah wilayah yang dikuasai oleh kelompok yang terkait dengan al-Qaidah, namun bukan menargetkan ISIS.
Serangan Rusia menargetkan sejumlah wilayah yang dikuasai oleh kelompok yang terkait dengan al-Qaidah, namun bukan menargetkan ISIS. (Reuters/Ministry of Defence of the Russian Federation)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sehari setelah memulai serangan udaranya, Kremlin menyatakan pada Kamis (1/10) bahwa Rusia menargetkan sejumlah wilayah yang dikuasai oleh kelompok yang terkait dengan al-Qaidah, namun bukan menargetkan ISIS.

Dilaporkan Reuters, Rusia telah meluncurkan total delapan serangan udara dengan pesawat tempur Sukhoi selama semalaman sejak Rabu (30/9), dengan maksud menggempur ISIS. Meski demikian, serangan itu terjadi di wilayah yang dikendalikan oleh kelompok militan lainnya, bukan ISIS.

Al-Mayadeen, saluran televisi pro-Damaskus menyatakan pesawat tempur Rusia meluncurkan setidaknya 30 serangan udara untuk memberangus aliansi kelompok militan yang dikenal dengan nama The Army of Conquest, atau Tentara Penakluk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aliansi ini termasuk militan Fron al-Nusra, sayap al-Qaidah di Suriah, dan bukan kelompok militan ISIS, yang telah berupaya mendirikan Negara Islam di Suriah dan Irak.

Kelompok Tentara Penakluk berhasil menekan pasukan pemerintah di wilayah barat laut Suriah dalam beberapa bulan terakhir. Kelompok ini mendapatkan dukungan dari negara regional yang menentang Presiden Bashar al-Assad dan ISIS.

Keputusan Rusia untuk meluncurkan serangan udara di Suriah untuk membantu Assad merupakan sebuah keputusan besar dalam upaya pemberantasan terorisme di Suriah.

Sebelumnya, Rusia menyatakan bahwa mereka memiliki musuh yang sama dengan AS, yaitu kelompok militan ISIS. Meski demikian, kedua negara ini berbeda pendapat soal apakah Assad harus lengser dari pemerintahan Suriah agar perang saudara yang telah mengakibatkan lebih dari 250 ribu orang tewas ini dapat berakhir.

Washington dan sekutu Barat menentang ISIS dan rezim Assad, sementara Rusia mendukung pemerintahan Assad dan menilai tanpa Assad, Suriah akan menjadi negara yang penuh dengan kelompok ekstremis.

Rusia juga menyatakan bahwa serangan udaranya lebih diakui daripada koalisi serangan udara pimpinan As, karena mengantongi persetujuan dari Assad.

Kementerian pertahanan Rusia menyatakan jet tempur Sukhoi-24M dan Sukhoi-25 telah meluncurkan delapan serangan ke depot amunisi di dekat Idlib serta pusat komando ISIS di dekat Hama.

Rusia mengklaim bahwa serangan udaranya telah menghancurkan fasilitas yang terletak di utara Homs, wilayah yang penuh dengan serangan bom mobil.

Meski demikian, kelompok militan ISIS yang sebagian besar bermarkas di utara dan timur Suriah, jarang terlihat di Hama atau pun Homs.

Saluran berita Libanon menyatakan pesawat Rusia meluncurkan bom di daerah pedesaan dekat kota Jisr al-Shughour, yang merupakan markas dari Tentara Penakluk. Serangan udara Rusia juga terjadi di sejumlah daerah lain di provinsi Idlib, termasuk di wilayah Gunung Zawiya, serta sejumlah daerah di bagian selatan Provinsi Hama.

Saluran berita anti-Assad, Orient News juga melaporkan bahwa serangan Rusia terjadi di sejumlah markas kelompok pemberontak di pedesaan Hama.

Sementara Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak merupakan wilayah yang strategis untuk pemerintah Suriah karena terletak dekat dengan markas Assad di wilayah pantai Mediterania. Di wilayan ini, Rusia juga memiliki pangkalan angkatan laut. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER