Amerika Serikat Juaranya Penembakan Massal

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Jumat, 02 Okt 2015 09:30 WIB
Penembakan massal paling banyak terjadi di Amerika Serikat dibanding negara lain di seluruh dunia. Terbaru, penembakan di kampus Oregon, menewaskan 10 orang.
Polisi berjaga usai terjadi penembakan di kampus Oregon, menewaskan 10 orang dan melukai sedikitnya 20 orang lainnya. (Reuters/Steve Dipaola)
Oregon, CNN Indonesia -- Pembunuhan 10 orang di kampus Oregon yang kembali terjadi di Amerika Serikat memantapkan posisi negara ini sebagai juara penembakan massal di seluruh dunia.

Sebuah studi terbaru menujukkan bahwa tidak ada negara lain di seluruh dunia yang memiliki angka pembunuhan akibat penembakan massal terbanyak selain di AS.

Mengutip CNN, Kamis (1/10), antara tahun 1966 hingga 2012 ada 90 penembakan massa di negara itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Definisi penembakan massal adalah pembunuhan dengan senjata api yang menewaskan empat atau lebih korban, tidak termasuk pembunuhan anggota geng atau pembantaian keluarga oleh anggota keluarga lainnya.

Penembakan Virginia yang menewaskan dua wartawan Agustus lalu tidak masuk kategori ini, karena walau pun menarik perhatian dunia, tapi korbannya sedikit.

Peristiwa di Kampus Oregon kemarin masuk dalam kategori penembakan massal karena menewaskan sedikitnya 10 orang, termasuk pelaku yang ditembak polisi.

Masuk dalam kategori ini juga adalah penembakan Aurora, Colorado, yang menewaskan 12 orang tahun 2012 lalu, dan penembakan di SD Sandy Hook, Newton, Connecticut, di tahun yang sama, menewaskan 28 orang.

Dari 292 penembakan massal di seluruh dunia, 90 di antaranya terjadi di Amerika Serikat dalam kurun waktu 46 tahun. AS memiliki lima persen dari populasi dunia dan 31 persen dalam hal penembakan massal.

"Masyarakat sedikit terkejut dengan statistik ini," kata Adam Lankford, professor hukum kriminal di Universitas Alabama yang melakukan studi tersebut.

Lankford memaparkan studinya ini di pertemuan tahunan Asosiasi Sosiologi Amerika pekan lalu dan mengatakan bahwa ini adalah riset pertama yang membandingkan kasus serupa di seluruh dunia.

Menurut Lankford, warga AS lebih rentan tewas akibat penembakan massal dibanding negara lainnya di seluruh dunia.

Di AS, warganya punya kesempatan lebih besar tewas akibat penembakan saat berada di sekolah atau tempat kerja. Sementara di negara lain, insiden ini biasanya terjadi dekat fasilitas militer.

Di lebih dari setengah kasus penembakan di Amerika, pelaku membawa lebih dari satu senjata api. Pada kasus serupa di negara lain, pelaku biasanya hanya membawa satu senapan.

Rata-rata korban tewas akibat penembakan di AS adalah 6,87 orang per insiden. Sementara di 171 negara berdasarkan studi Lankford, rata-ratanya adalah 8,8 korban per insiden.

Angka kematian akibat penembakan massal di negara lain lebih besar karena menurut Lankford polisi tidak siap menghadapi peristiwa itu. Berbeda dengan AS yang polisi dan warganya telah terbiasa dengan penembakan sehingga lebih sigap dalam menghadapinya.

"Polisi lebih lambat dalam merespon jika kejadian itu terjadi di negara lain dan kemungkinan besar tidak siap saat meresponnya," ujar Lankford. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER