Jakarta, CNN Indonesia -- Sebelum tewas dalam baku tembak dengan aparat, pelaku penembakan di kampus Umpqua Community College pada Kamis (1/10), Chris Harper Mercer, sempat memberikan sebuah kotak kepada salah satu korban selamat.
"(Penembak) memberikan seseorang sebuah kotak, seseorang yang selamat. Ia berkata, 'Kamu harus mengantarkan ini,'" ujar Stacy Boylan ketika menuturkan kembali kisah anaknya yang turut terluka dalam insiden tersebut, Anastasia.
Namun, Boylan tidak mengetahui kotak apa yang dimaksud.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seseorang memegang kotaknya. Saya tidak tahu maksudnya apa," katanya seperti dikutip CNN, Sabtu (3/10).
Sementara itu, pihak berwenang juga mengkonfirmasi bahwa Mercer sempat mengoper secarik kertas kepada seorang mahasiswa untuk diserahkan ke polisi. Namun, pihak kepolisian tidak dapat mengkonfirmasi apakah kertas tersebut awalnya berada dalam sebuah kotak.
Kertas tersebut berisi tulisan mengenai beberapa pelaku penembakan massal, seperti Elliot Rodger yang menewaskan enam orang di Santa Barbara, Califoria, tahun lalu.
Dalam tulisannya, Mercer mengungkapkan rasa frustrasinya melihat pelaku pembunuhan massal lainnya tidak menarget polisi. Ia pun bersumpah akan menghabisi polisi bersama orang-orang lainnya.
Namun, tekad itu gagal karena Mercer tewas saat baku tembak dengan polisi.
Dalam aksinya, Mercer menewaskan sembilan orang dan melukai sembilan lainnya.
Menurut seorang petugas kepolisian daerah Douglas, John Hanlin, rentang usia korban tewas antara 18-67 tahun. Daftar korban tewas tersebut adalah Lucero Alcaraz, Treven Taylor Anspach, Rebecka Ann Carnes, Quinn Glen Cooper, Kim Saltmarsh Dietz, Lucas Eibel, Jason Dale Johnson, Lawrence Levine, dan Sarena Dawn Moore.
Jenjang usia mahasiswa di Umpqua memang lebar. Dari 13.600 siswa, rata-rata usia pelajar tahun ajaran 2013-2014 adalah 38 tahun.
Daerah tempat Umpqua berdiri, Roseburg, terletak sekitar 289 kilometer dari Portland. Dari populasi berjumlah 22 ribu jiwa, sekitar 20 persen warganya hidup di bawah garis kemiskinan.
Kampus Umpqua Community College mewakili keadaan tersebut. Kebanyakan mahasiswa kembali menuntut ilmu untuk perubahan karier. Pelajaran yang populer dalam kampus tersebut adalah pembuatan minuman anggur, keperawatan, pengelasan, dan mesin.
Mantan Presiden Umpqua Community College, Joe Olson, pada Juni lalu memang pernah merencanakan perekrutan personel keamanan bersenjata untuk mengamankan kampus. Namun, niat tersebut diurungkan.
"Kami membicarakan itu selama tahun lalu karena kami khawatir dengan kondisi keamanan kampus. Kampus ini terbagi dua. Kami pikir, kampus kami cukup aman dan menurunkan petugas keamanan bersenjata dapat mengubah budaya kampus," kata Olson.
(stu/stu)