Assad Peringatkan Timur Tengah Akan Hancur Tanpa Rusia

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Senin, 05 Okt 2015 15:31 WIB
Rusia sejak Rabu pekan lalu gencar melakukan serangan yang disebut menarget markas ISIS di Suriah. Barat mengecam serangan yang disebut malah membuat kacau itu.
Pemimpin Suriah Bashar al-Assad memperingatkan kehancuran Timur Tengah jika Rusia dan Iran tidak turun tangan mengatasi konflik di negara itu. (Reuters/Sana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin Suriah Bashar al-Assad memperingatkan kehancuran Timur Tengah jika Rusia dan Iran tidak turun tangan mengatasi konflik di negara itu. Pernyataan ini disampaikan menyusul kritikan Barat soal campur tangan Rusia dalam konflik Suriah.

Diberitakan CNN, dalam wawancara dengan stasiun televisi Iran, Khabar TV, Minggu (4/10), Assad mengatakan bahwa serangan udara Rusia ke markas militan di Suriah diperlukan untuk memberikan keamanan di Timur Tengah. Jika misi bersama ini gagal, kata dia, kawasan itu bisa hancur.

"Aliansi antara Rusia, Suriah, Irak dan Iran harus sukses atau kawasan ini, tidak hanya satu atau dua negara, akan hancur. Peluang koalisi ini sukses sangat besar," kata Assad.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusia sejak Rabu pekan lalu gencar melakukan serangan yang disebut menarget markas ISIS di Suriah. Per Sabtu lalu, Rusia mengaku telah menyerang sembilan posisi ISIS di Raqqa, kota yang diklaim ISIS sebagai ibukota.

Di antara yang disebut Rusia telah mereka hancurkan adalah depot minyak, amunisi, dan berbagai kendaraan tempur ISIS.

Namun para pemimpin Barat, termasuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan serangan Rusia mengincar militan kubu moderat yang didukung Barat, bukan ISIS.

Mereka juga khawatir serangan Rusia di Suriah malah akan semakin membuat situasi tidak stabil. Cameron mengatakan, wilayah yang diserang Rusia bukan yang dikuasai ISIS.

"Apa yang terjadi saat ini adalah mereka melindungi si penjagal Assad, yang merupakan kesalahan besar bagi mereka dan dunia. Langkah ini akan membuat wilayah itu semakin tidak stabil, mengarah pada lebih banyak radikalisasi dan peningkatan terorisme," kata Cameron.

Rusia tidak peduli. Mereka mengatakan bahwa pemberontak, baik moderat mau pun radikal adalah musuh pemerintahan Assad yang harus dibasmi.

"Apa bedanya antara kelompok oposisi moderat dan tidak moderat?" kata Dmitry Peskov, juru bicara Rusia, mengutip pernyataan Presiden Vladimir Putin.

Rusia berdalih serangan mereka mengincar militan dan bukan warga sipil. Namun berbagai data dari aktivis, warga sipil dan pemberontak menunjukkan puluhan warga tidak berdosa tewas dalam serangan Rusia, salah satunya ke Homs. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER