Prakiraan Cuaca Rusia: Baik untuk Serangan Udara di Suriah

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 06 Okt 2015 14:21 WIB
Pembawa acara prakiraan cuaca di stasiun televisi Rusia menyebutkan bahwa situasi cuaca saat ini sangat baik untuk melancarkan serangan udara di Suriah.
Ilustrasi pesawat Sukhoi Su-24 milik Rusia. (Norwegian NATO Qra Bod)
Jakarta, CNN Indonesia -- Fokus Rusia sepekan belakangan tertuju pada serangan udara di Suriah untuk menggempur ISIS. Seorang pembawa acara prakiraan cuaca di stasiun televisi pemerintah Rusia, Rossiya 24, bahkan menyebutkan bahwa situasi iklim saat ini sangat baik untuk melancarkan serangan udara di Suriah.

"Kini, kembali ke berita paling besar pekan ini. Serangan Rusia di Suriah masih berlanjut dan para ahli mengatakan bahwa kondisi cuaca sangat baik untuk itu," ujar sang pembawa acara.

Tak sampai di situ, sang pembawa acara menjelaskan lebih lanjut bahwa cuaca di Suriah kini sangat baik untuk terbang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oktober di Suriah adalah bulan yang baik untuk terbang. Kecepatan angin rata-rata adalah 2,4 meter per detik dengan angin kencang hanya sekali dalam sebulan dan hanya hujan sekali setiap sepuluh hari," tuturnya.

Sambil menunjuk layar grafis bergambar pesawat tempur Sukhoi Su-24, pembawa acara lantas menjabarkan operasi apa saja yang dapat dilancarkan dalam kondisi cuaca tersebut.

"Dalam kondisi meteorologi seperti ini, pesawat dapat menembus awan dan melancarkan serangan efektif ke target di bawah dan menanjak lebih tinggi jika ada serangan anti-pesawat," katanya,

Menurut pembawa acara, ketinggian optimal untuk menjatuhkan bom adalah 3-5 kilometer dari permukaan tanah.

Pemandu acara tersebut mengatakan bahwa badai salju bisa saja mengancam kelancaran serangan udara. Namun, hal tersebut sangat jarang terjadi pada Oktober.

Ia memastikan bahwa setelah badai hujan pekan ini, cuaca akan kembali bersih dan ideal untuk penerbangan militer hingga akhir bulan.

Sementara itu, di langit Suriah juga beroperasi serangan udara koalisi di bawah komando Amerika Serikat untuk menggempur ISIS.

AS dan Rusia memang satu visi dalam penggempuran ISIS. Namun, AS tak sependapat dengan dukungan Rusia terhadap pemerintahan Bashar al-Assad. Menurut AS, Assad adalah dalang dari segala masalah di Suriah.

Meskipun sempat berkoordinasi agar tak terjadi bentrokan di udara, hubungan AS dan Suriah terus tegang. AS dan negara sekutunya menuding serangan udara Rusia bukan menghancurkan pangkalan ISIS, melainkan kamp pelatihan pasukan pemberontak Suriah. Kelompok tersebut dilatih oleh AS untuk melawan ISIS.

Namun, juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, berkilah bahwa tak ada orang dapat mengidentifikasi kelompok mana yang merupakan oposisi moderat di bawah pelatihan AS.

Menurut Peskov, pemberitaan tudingan tersebut hanya merupakan perang informasi untuk menyerang Rusia.

Dalam berbagai media Rusia yang kebanyakan dikuasai oleh pemerintah, hanya menekankan pada serangan udara terhadap ISIS. Pemberitaan sangat jauh dari laporan mengenai korban rakyat sipil dan serangan ke kelompok pemberontak lain.
[Gambas:Youtube] (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER