Jakarta, CNN Indonesia -- Irak kemungkinan akan meminta bantuan pasukan serangan udara Rusia untuk menggempur ISIS di wilayahnya.
"Kami mungkin meminta Rusia untuk melancarkan serangan udara di Suriah secepatnya. Saya pikir, dalam beberapa hari atau pekan ke depan, Irak akan meminta Rusia untuk melancarkan serangan udara dan itu tergantung pada kesuksesan mereka di Suriah," ujar Kepala Komite Pertahanan dan Keamanan dari parlemen Irak, Hakim al-Zamili.
Dalam wawancara dengan Reuters, Rabu (7/10), Zamili juga mempertanyakan keberhasilan koalisi di bawah komando Amerika Serikat yang sejak tahun lalu telah melancarkan serangan udara menggempur ISIS di Irak dan Suriah. Menurut Zamili, koalisi tersebut tidak efektif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin Rusia memiliki peran lebih besar di Irak. Ya, tentu peran yang lebih besar dari Amerika," katanya.
Hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia memang sedang tegang. Pekan lalu, Rusia juga melancarkan serangan udara di Suriah untuk menggempur ISIS di Suriah.
AS dan Rusia memang satu visi dalam penggempuran ISIS. Namun, AS tak sependapat dengan dukungan Rusia terhadap pemerintahan Assad. Menurut AS, Assad adalah dalang dari segala masalah di Suriah.
Meskipun sempat berkoordinasi agar tak terjadi bentrokan di udara, hubungan AS dan Suriah terus tegang. AS dan negara sekutunya menuding serangan udara Rusia bukan menghancurkan pangkalan ISIS, melainkan kamp pelatihan pasukan pemberontak Suriah. Kelompok tersebut dilatih oleh AS untuk melawan ISIS.
Diberitakan Reuters, pemberitaan mengenai serangan Rusia terhadap pemberontak Suriah anti rezim Assad inilah yang menyebabkan Irak berpikir bahwa Rusia dapat menjadi rekan efektif untuk membasmi ISIS.
Irak merupakan negara yang mayoritas penduduknya Sunni, tapi kursi pemerintahan sebagian besar dikuasai oleh kaum Syiah.
(stu)