Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan pengunjuk rasa sayap kanan berhadapan dengan kelompok sayap kiri dalam aksi unjuk rasa rencana pembangunan masjid di sebuah kota di pedalaman Australia pada Sabtu (10/10).
Dilaporkan Reuters, aktivis sayap kanan dari United Patriots Front menyatakan bahwa kelompoknya bertujuan untuk menentang penyebaran Islam. Kelompoknya berhadapan dengan anggota koalisi sayap kiri yang mempromosikan toleransi di kota Bendigo, negara bagian Victoria.
Silang pendapat atas rencana pembangunan sebuah masjid di kota itu telah berlangsung alot selama berbulan-bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut keterangan polisi, sudah empat orang yang ditangkap atas masalah ini, tetapi kemudian semuanya dibebaskan. Juru bicara kepolisian setempat menyatakan kepada Reuters bahwa kedua kelompok umumnya berperilaku baik. Saksi mata menyatakan masing-masing kelompok berkisar ratusan orang.
Aksi protes yang diluncurkan kelompok sayap kanan merupakan bagian dari serangkaian protes anti-Islam terkordinasi di seluruh dunia yang diselenggarakan oleh berbagai kelompok ekstremis. Di media sosial, mereka menyerukan protes yang lebih besar di Amerika Serikat atau di berbagai tempat lainnya.
Sementara, Dewan Islam Victoria menyatakan pihaknya telah bertemu dengan kepolisian untuk menjamin keamanan umat Islam. Dalam situsnya, lembaha ini menyatakan bahwa hari Sabtu (10/10) dinyatakan sebagai "hari anti-masjid dunia oleh kelompok pinggiran tertentu."
Pemimpin politik Australia, termasuk Perdana Menteri Malcolm Turnbull, mengutuk ancaman terhadap komunitas Muslim.
saksi mata menyatakan ini merupakan aksi protes anti-Islam terbaru sejak serangan penembakan di markas polisi Parramatta, Sydney yang diduga dilakukan oleh Farhad Khalil Mohammad Jabar, 15, remaja Muslim, yang mengakibatkan Curtis Cheng, seorang akuntan tewas di markas polisi itu pada Jumat ?(2/10) lalu.
(ama)