Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga perbankan dunia dan PBB berencana mengumpulkan miliaran dolar Amerika untuk mengatasi krisis pengungsi yang mendera Timur Tengah dan Afrika Utara dengan cara menerbitkan surat utang atau obligasi.
Diberitakan Reuters, Minggu (11/10), cara ini diharapkan bisa meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi dan membantu pembangunan di wilayah konflik.
Rencana ini diprakarsai oleh PBB, Bank Dunia dan Bank Pembangunan Islam yang diumumkan pada Sabtu kemarin setelah pertemuan para petinggi dunia dalam mengatasi krisis kemanusiaan dan ekonomi di Suriah, Irak, Yaman dan Libya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam inisiatif dua arah ini, lembaga perbankan akan meminta negara penyumbang memberikan jaminan obligasi demi mendapatkan dana bagi berbagai proyek untuk membantu pengungsi kembali dan membangun negara mereka. Obligasi juga akan diterbitkan dalam bentuk sukuk atau surat utang Syariah bagi beberapa investor di kawasan.
Negara penyumbang juga diminta memberikan potongan suku bunga bagi negara-negara yang menampung pengungsi hingga menjadi nol persen, kata wakil Presiden Bank Dunia untuk Timur Tengah dan Eropa Hafez Ghanem.
"Masyarakat fokus pada situasi di Suriah karena apa yang terjadi di Eropa, tapi sebenarnya juga ada masalah yang sama di Yaman, yang juga sangat serius," kata Ghanem usai pertemuan dalam rapat tahunan Bank Dunia dan IMF.
Menurut perkiraan PBB, akan ada ratusan ribu pengungsi yang lari dari perang dan masalah ekonomi ke Eropa pada tahun ini. Ini adalah gelombang pengungsi terbesar sejak Perang Dunia II.
Dukungan rencana ini datang dari negara G7 dan negara-negara Eropa lainnya. Ghanem mengatakan, dengan cara ini diharapkan mereka bisa mengumpulkan "miliar dobel digit" dalam lima hingga 10 tahun ke depan.
"Ketidakstabilan Timur Tengah dan Afrika Utara mempengaruhi dunia keseluruhan, tidak hanya melalui pengungsi, tapi juga melalui terorisme, fluktuasi harga minyak, jadi seluruh komunitas internasional punya kepentingan untuk mengatasi hal ini dan dalam membantu negara lain mencapai stabilitas serta berkembang serta maju," kata Ghanem.
(den)