Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Keamanan Transportasi Belanda pada Selasa (13/10) waktu setempat akan melansir hasil investigasi jatuhnya pesawat penumpang MH17 di Ukraina tahun lalu. Hasil investigasi diperkirakan akan menguak fakta bahwa pesawat yang lepas landas dari Belanda menuju Malaysia tersebut ditembak rudal Buk buatan Rusia, tapi belum diketahui siapa pelakunya.
Dilaporkan Reuters, pesawat tersebut ditembak di wilayah kekuasaan pemberontak pro-Rusia di Ukraina pada 17 Juli 2014, menewaskan 298 orang yang sebagian besar merupakan warga Belanda serta korban lainnya dari Malaysia, Australia, Indonesia, Inggris, Jerman, Belgia, Filipina, Kanada, Selandia Baru.
Para ahli dan pemerintah Barat meyakini bahwa pesawat tersebut ditembak oleh kelompok pemberontak yang mengira maskapai itu merupakan jet militer Ukraina. Namun menurut Moskow, pesawat tersebut ditembak oleh pasukan atau tentara Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dewan Keamanan Transportasi Belanda, Tjibbe Joustra akan mengumumkan hasil investigasi kepada keluarga korban terlebih dahulu sebelum menyerahkannya kepada jurnalis di basis militer di Gilze-Rijen. Di tempat itulah bagian pesawat yang ditemukan dikumpulkan dan direkonstruksi.
Sebelumnya pada September lalu, Dewan Keamanan mengatakan dengan berhati-hati bahwa pesawat tersebut diperkirakan dijatuhkan oleh "objek berkekuatan tinggi dari luar pesawat" yang diperkirakan merupakan pecahan peluru meriam.
Sementara itu, investigasi kriminal internasional pimpinan Belanda lainnya juga masih berlangsung. Hakim Fred Westerbeke mengatakan bahwa ia tidak akan berhenti sampai pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan MH17 ini diadili.
Namun, jaksa tidak dapat mengajukan perkara jika institusi peradilannya belum ditetapkan. Pada Juli, Rusia memveto proposal Belanda untuk mengadakan pengadilan internasional di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kini, pemerintah Belanda sedang mencari alternatif lain.
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, dijadwalkan menggelar jumpa pers mengenai hal tersebut segera setelah hasil investigasi dirilis.
Sementara itu, perusahaan pembuat rudal Buk, Almaz-Antey, juga dijadwalakan menggelar jumpa pers lain pada Selasa. Menurut Reuters, konten konferensi pers tersebut akan mendiskreditkan hasil temuan Dewan Keamanan Transportasi Belanda.
Meskipun fokus perhatian investigasi Dewan Keamanan adalah penyebab kecelakaan, badan tersebut juga akan menjawab beberapa pertanyaan penting seputar insiden tersebut.
Di antara daftar konten jumpa pers tersebut diperkirakan terdapat alasan mengapa penerbangan tersebut melalui zona konflik Ukraina.
Sebelumnya, Ukraina memang membuka wilayah udara bagi pesawat penumpang pada ketinggian tertentu agar aman. Beberapa maskapai masih menggunakan jalur tersebut, tapi banyak rute yang melalui daerah konflik.
(den)