PM Turki: ISIS atau PKK Ada di Balik Bom bunuh Diri Ankara

Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 14 Okt 2015 21:42 WIB
Pernyataan Ahmet Davutoglu menambah daftar tersangka yang menurut Turki ada di balik bom bunuh diri di Ankara pada Sabtu lalu, yakni kelompok Kurdi PKK.
Bom bunuh diri ganda di Ankara terjadi pada Sabtu lalu, ketika sedang berlangsung demonstrasi damai kelompok pro-Kurdi. Bom menewaskan 97 orang dan melukai ratusan lainnya. (Reuters/Tumay Berkin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan bahwa beberapa tersangka yang berada di belakang bom bunuh diri di ibu kota Ankara telah menghabiskan beberapa bulan di Suriah dan bisa berkaitan dengan ISIS ataupun PKK.

“Kami sedang melakukan investigasi terhadap dua organisasi teroris, Daesh (ISIS) dan PKK, karena kami memiliki bukti kuat terkait kaitan pengebom bunuh diri dengan Daesh, tapi juga beberapa kaitan dengan kelompok PKK,” kata Davutoglu kepada Reuters, Rabu (14/10).

Bom bunuh diri ganda di Ankara terjadi pada Sabtu lalu, ketika sedang berlangsung demonstrasi damai kelompok pro-Kurdi. Bom menewaskan 97 orang dan melukai ratusan lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beberapa tersangka berada di Suriah selama berbulan-bulan,” lanjut Davutoglu.

Ia juga mengatakan sedang dicari tahu juga apakah terdapat kegagalan intelijen dan keamanan sehingga bom bisa meledak di jantung ibu kota, salah satu serangan terburuk di Turki dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Davutoglu, intelijen Turki memiliki informasi bahwa militan dari Partai Pekerja Kurdistan—yang dicap sebagai teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Eropa—serta sayap kiri dari Fron Revolusi Pembebasan Rakyat (DHKP-C), yang mengklaim serangan di konsulat AS di Istanbul Agustus lalu telah dilatih untuk melakukan bom bunuh diri di Irak Utara dan kemudian dikirim ke Turki.

Davutoglu juga mengatakan Turki memiliki hak untuk mempertahankan diri terhadap risiko yang berasal dari Suriah setelah intervensi militer Rusia, yang menurutnya menunjukkan kelemahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Tentara Suriah bersama dengan sekutunya dari Iran dan Hizbullah akan segera meluncurkan serangan darat didukung oleh serangan udara Rusia terhadap pemberontak di Aleppo, yang dekat dengan perbatasan Turki.

"Sebagai negara tetangga kami memiliki keprihatinan serius dan kami memiliki hak-hak tertentu ... berdasarkan hukum internasional untuk melindungi keamanan tanah air kami,” kata Davutoglu.

"Sekarang ada lebih banyak risiko di Suriah dari sebelumnya setelah intervensi baru. Tetapi pada akhirnya rakyat Suriah harus memutuskan masa depan mereka sendiri."

Ditanya apakah Turki akan memasok pemberontak Suriah moderat dengan senjata untuk menghadapi serangan Rusia, ia mengatakan masalah ini adalah salah satu isu untuk masyarakat internasional dan bukan Turki sendiri.

"Ini bukan masalah kami saja, ini adalah masalah masyarakat internasional. Memalukan bahwa masyarakat internasional tidak menghentikan kejahatan perang rezim Suriah dan tidak menghentikan kelompok Daesh yang barbar ini." (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER