Washington, CNN Indonesia -- Bakal calon presiden partai Republik AS Jeb Bush melancarkan serangan setelah pesaingnya Donald Trump mengkritik kakaknya, mantan Presiden George W. Bush, ikut bersalah dalam serangan 11 September 2001.
Trump, bakal calon presiden yang menjadi favorit di antara 15 bakal capres partai Republik, sekali lagi memicu perang kata-kata dengan Bush setelah pada Jumat (16/10) mengatakan bahwa kakak Jeb Bush itu harus turut bersalah dalam serangan yang terjadi ketika dia baru satu tahun menjadi Presiden itu.
“Dengar, kakak saya bereaksi ketika ada satu krisis, dan dia melakukannya sesuai dengan harapan rakyat terhadap seorang presiden,” kata Jeb Bush dalam acara televisi CNN “State of the Union.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sebagian rakyat Amerika Serikat sepakat dengan itu. Dan saya tidak mengerti alasan dia terus menerus mengangkat hal ini."
Bush mengatakan komentar Trump terkait serangan 11 September ini menimbulkan pertanyaan tentang kredibilitasnya.
Mantan gubernur negara bagian Florida itu kemudian menyerang catatan kinerja Trump di bidang politik luar negeri dan membandingkan pengetahuan Trump soal masalah internasional dengan acara televisi realita yang pernah dibintangi oleh miliuner ini.
“Di berbagai sisi politik luar negeri, Trump berbicara seakan-akan dia masih membintanti “The Apprentice,” kata Bush.
“Ketika berbicara mengenai Suriah - dia mengatakan ISIS harus menyingkirkan (Presiden Bashar al-Assad), kemudian Rusia harus menyingkirkan ISIS, seakan-akan ini hanya satu permainan dan tidak ada satu pendekatan serius,” katanya.
Trump memperkuat pernyataannya itu ketika tampil dalam acara televisi “Fox News Sunday,” denngan mempergunakan pernyataan Jeb Bush, bahwa kakaknya “membuat kita aman” sebagai senjata.
“Jeb mengatakan “kita aman dengan kakak saya. Kita aman.’ Pada kenyataannya gedung World Trade Center hancur,” kata Trump.
“Saya tidak menyalahkan George Bush, tetapi saya tidak mau Jeb Bush mengatakan ‘kakak saya membuat kita aman’ karena 11 September adalah salah satu hari terburuk dalam sejarah negara ini.”
Bush membela langkah yang diambil kakaknya setelah serangan 11 September, tetapi kampanye kepresidenannya tetap menjaga jarak dengan presiden yang tidak populer yang terus dikaitkan dengan perang Irak yang tidak populer.
Dia mengejek pernyataan Trump dan menyamakannya dengan menyalahkan Presiden Franklin D. Roosevelt terlibat Perang Dunia II pada Pearl Harbor.
“Minggu depan, Trump mungkin akan mengatakan FDR berkuasa ketika Jepang menyerang Pearl harbor,” katanya. “Memang itu yang dilakukan setelah terjadi satu peristiwa. Dan itu satu pertanda kepemimpinan.”
(yns)