Yerusalem, CNN Indonesia -- Seorang pria bersenjata melepas tembakan dan menusuk warga di stasiun bus kota Beersheba, Israel, menewaskan satu orang dan melukai delapan lainnya.
Laporan awal menyebut aksi serangan pada Minggu (18/10) ini dilakukan oleh dua orang tetapi kemudian komandan polisi wilayah mengatakan para penyelidik yakin pelakunya hanya satu orang.
Komandan Polisi Yoram Halevy mengatakan, penyerang yang hingga kini masih diperiksa identitasnya, masuk ke stasiun bus yang keamanannya terjaga dan menembak seorang tentara hingga tewas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku kemudian menembaki warga di dalam stasiun dengan mempergunakan senjata yang direbut dari tentara nahas itu.
“Kami masih memeriksa semua opsi, hari-hari belakangan ini sangat tegang dan warga mudah curiga,” kata Halevy kepada wartawan di TKP.
Empat puluh dua warga Palestina dan delapan warga Israel tewas dalam kekerasan yang terjadi belakangan. Kekerasan ini sebagian dipicu oleh kemarahan warga Palestina atas langkah yang dipandang sebagai penguasaan kompleks masjid al-Aqsa oleh kaum Yahudi.
Israel Bangun TembokSebelumnya pada Minggu, Israel meletakkan penghalang beton di sepanjang jalan yang membatasi Jabel Mukaber, satu pemukiman Palestina, dan pemukiman Yahudi yang dibangun Israel di Yerusalem Timur yang direbutnya.
Polisi mengatakan tembok sepanjang 10 meter ini diletakkan sementara setelah terjadi kekerasan di kota itu, dan ditujukan untuk menghentika lemparan bom molotiv serta senjata lain ke apartemen warga Yahudi.
Israel, yang telah mengerahkan ratusan tentara di kota-kota dan mendirikan penghalang jalan di pemukiman Palestina di Yerusalem Timur, mengatakan bahwa pada Sabtu empat warga Palestina tewas ditembak sementara satu orang lagi luka parah.
Kelompok Islamis Hamas yang menguasai Jalur Gaza mengatakan serangan beersheba merupakan “balasan yang pantas terhadap eksekusi warta Palestina yang dilakukan Yahudi.”
Dan ketika pemerintah kota kewalahan dalam menenangkan warga yang ketakutan, setidaknya empat kota, termasuk Tel Aviv, untuk sementara melarang pekerja Arab masuk ke sekolah-sekolah.
Kementerian Dalam Negeri Israel, yang membawahi pemerintah kota, mengatakan telah meminta “seluruh walikota untuk memperlakukan pekerja mereka dengan hormat dan setara, tanpat memandang agama, suku ataupun gender.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan bertemu Menlu AS John Kerry di Jerman dalam beberapa minggu ini sebagai bagian dari upaya Washington untuk mengembalikan ketenangan.
(yns)