London, CNN Indonesia -- Pemerintah Inggris mencoba cara baru untuk mengendalikan perilaku merusak dan agresif para narapidana, yaitu meditasi. Para narapidana yang dianggap berbahaya akan menjalani pelatihan meditasi demi meredam kemarahan mereka.
Seperti diberitakan The Guardian, sekitar 60 narapidana paling berbahaya di enam penjara dengan keamanan tinggi di Inggris akan diberikan pelatihan meditasi oleh psikolog dan sipir penjara.
Pelatihan meditasi Buddha yang telah dipraktikkan selama 2.400 tahun dan dianggap sukses digunakan untuk membantu siswa dalam konsentrasi belajar itu pertama kali akan dilakukan di penjara keamanan tinggi HMP Wakefield, dan dilanjutkan di beberapa penjara lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para napi yang mengikuti pelatihan ini adalah mereka yang terlibat pembunuhan, percobaan pembunuhan, penyanderaan dan kejahatan lainnya selama berada di dalam penjara.
Peserta pelatihan termasuk pelaku pembunuhan Mark Robinson yang tahun lalu membuat lima sipir masuk rumah sakit karena marah setelah jatah rotinya sedikit, serta Lee Foye, yang membunuh kekasihnya dan dipindahkan di lapas keamanan tinggi setelah menghabisi nyawa seorang penyuka anak kecil, atau paedofil, di penjara. Di dalam sel Lee memotong salah satu telinganya dengan silet hingga putus, tiga bulan kemudian dia mengamputasi telinga lainnya.
Kepala salah satu penjara Nick Hardwick mengatakan bahwa para napi melakukan kekerasan karena frustrasi atau jenuh dengan situasi penjara yang menurut mereka "seperti kapal selam." Salah satu napi, kata Hardwick, mengatakan kepada dia: "Yang saya lihat hanya tembok beton, langit kelam. Kami tidak melihat rumput atau yang lainnya."
Pelatihan meditasi ini akan berlangsung satu-satu, hanya antara napi dan pelatih. Meditasi ini hanya akan dilakukan atas persetujuan dari narapidana tersebut.
(stu)