Jakarta, CNN Indonesia -- Dua belas pemenang Nobel Perdamaian meminta Perdana Menteri Inggris, David Cameron, agar menyerukan pembebasan seorang pemenang Nobel, Liau Xiaobo, serta istrinya, Liu Xia, selama kunjungan Presiden China Xi Jinping ke London pekan ini.
Uskup Agung asal Afrika Selatan, pemenang Nobel yang memimpin seruan tersebut, menulis surat kepada Cameron pada 2 September silam untuk mendesak ia bersikap terkait kasus itu, menurut keterangan kelompok advokasi Freedom Now.
"Kami yakin China akan terus percaya bahwa mereka bisa melakukan pelanggaran dan tanpa konsekuensi, kecuali pemimpin seperti Anda mengambil tindakan tegas, baik secara publik maupun pribadi," tulis surat yang dikeluarkan oleh Freedom Now, dilansir dari Reuters, Selasa (20/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bulan lalu, mereka juga menyerukan hal yang sama kepada Presiden Barack Obama saat Xi berkunjung ke Washington, namun Obama tidak membahas ini di depan umum bersama Xi.
Sejumlah pemenang Nobel itu mengklaim kesehatan Liu Xia menurun "drastis" setahun belakangan, dan ia mesti diizinkan menjalani perawatan medis di luar negeri sesuai permintaannya.
Mereka menambahkan, meskipun pemerintah China mengatakan Liu tidak dilarang secara hukum, apartemennya diawasi oleh polisi selama 24 jam dan pergerakannya dibatasi.
Liu Xia mengalami serangan jantung pada 2014 lalu, menderita sakit punggung berat, depresi, serta kecemasan. Menurut mereka, dokter telah mengingatkan kesehatan mentalnya bisa semakin parah kecuali ada perubahan dalam kondisi hidupnya.
Pendiri Freedom Now, Jared Genser, berpendapat Cameron mesti menyerukan pembebasan itu di depan umum sebelum kunjungan China berakhir, kecuali dirinya bertindak secara pribadi.
Liu Xiaobo, 59 tahun, adalah seorang aktivis terlibat pada protes prodemokrasi di alun-alun Tiananmen tahun 1989. Aksi itu dilumpuhkan oleh tentara China. Tahun 2009, Liu kemudian dipenjara selama 11 tahun atas tuduhan mengorganisasi petisi untuk mengakhiri kekuasaan partai tunggal di China.
Ia memenangkan Hadiah Nobel pada 2010.
Selama kunjungannya ke Inggris, Xi bakal dijamu oleh keluarga kerajaan dan politikus. Cameron berharap kunjungan itu akan merekatkan posisi Inggris sebagai teman terdekat China di antara negara-negara barat lain.
Kunjungan itu dikritisi oleh sejumlah aktivis pembela hak asasi manusia. Cameron dituding tutup mata terhadap pelanggaran HAM di China.
Inggris menuai pujian China atas kebijakannya dalam menangani isu-isu HAM di balik layar, yang menurut London lebih efektif ketimbang kritik publik.
(stu)