Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Swedia menyatakan bahwa motif penyerangan pria berpedang yang menewaskan seorang guru dan siswa di sekolah Trollhattan adalah masalah ras.
"Kami yakin bahwa penyerang didorong oleh motif rasis ketika ia menjalankan aksi," ujar kepala kepolisian Swedia, Niclas Hallgren.
Hallgren mengatakan, kesimpulan tersebut didapat dari beberapa bukti yang dihimpun di lapangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mencapai kesimpulan ini berdasarkan apa yang kami temukan ketika kami memeriksa apartemennya dan sikapnya selama beraksi, juga dari dasar ia memilih korban," kata Hallgren.
Sebelumnya, pelaku dilaporkan berfoto dengan murid sebelum melakukan serangan. Para siswa pun mengira pelaku yang mengenakan helm Nazi dan topeng Darth Vader hanya sedang memakai kostum Halloween.
Namun, mereka mulai panik ketika pelaku tiba-tiba menusuk seorang guru. Pelaku akhirnya tewas akibat baku tembak dengan polisi.
Sementara itu, media Swedia langsung memberitakan bahwa nama pelaku adalah Anton Lundin-Pettersson.
Publik pun langsung mencari nama Pettersson di berbagai jejaring sosial. Menurut The Telegraph, beberapa profil sosial media Pettersson menunjukkan ketertarikannya pada gerakan sayap kanan dan gerakan anti-imigran.
Sehari sebelum serangan, akun YouTube Pettersson "menyukai" lagu "When Evil Speaks" karya grup elektro-industrial asal Belgia, Suicide Commando. Pettersson juga terpantau menonton video kolase potongan adegan militer Nazi pada masa Perang Dunia II.
Merujuk pada laporan majalah Swedia pemantau ekstremisme kanan, Expo, secara keseluruhan video-video yang sering ditonton oleh Pettersson berbicara mengenai "proyek multikultural dari neraka," protes atas "kontrol media Yahudi terhadap peradaban Barat," dan menggarisbawahi "pentingnya ras dalam masyarakat."
(ama)