RI-Finlandia Akan Bahas Kerja Sama Pengolahan Lahan Gambut

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 02 Nov 2015 13:02 WIB
Presiden Finlandia akan mengunjungi Indonesia, salah satu agendanya selain kerja sama ekonomi adalah soal pengolahan lahan gambut.
Presiden Finlandia akan mengunjungi Indonesia, salah satu agendanya selain kerja sama ekonomi adalah soal pengolahan lahan gambut. (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Guna mempersiapkan kunjungan Presiden Sauli Niinisto pada 3-4 November, Menteri Luar Negeri Finlandia, Timo Soini, mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno LP Marsudi, di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/11).

"Besok Presiden Finlandia akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Dalam kunjungan ini, delegasi akan disertai dengan 11 pelaku bisnis besar," ujar Retno sesaat setelah bertemu dengan Soini.

Retno lantas menjabarkan bahwa 11 perusahaan tersebut mewakili sektor sumber daya bersih dan efisien, infrastruktur, manajemen pelabuhan, serta teknologi informasi dan komunikasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal kerja sama di bidang sumber daya, menurut Retno, salah satu bidang yang akan ditekankan adalah soal pengolahan lahan gambut.

Retno mengatakan, Finlandia memiliki keahlian dalam mengolah gambut menjadi energi. Bahkan, kata Retno, 5-7 persen energi di Finlandia berasal dari lahan gambut.

"Nama negara mereka saja sebenarnya dari kata pete land karena sepertiga lahan mereka terdiri dari gambut. Karena kita juga punya cukup banyak lahan gambut, hal seperti ini jelas merupakan bidang yang bisa dikerjasamakan," tutur Retno.

Untuk membahas masalah sumber daya lebih lanjut, esok Soini akan bertemu dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Sudirman Said.

Menurut Duta Besar Republik Indonesia untuk Finlandia, Elias Ginting, semua pihak perusahaan yang hadir memiliki jabatan setingkat CEO.

"Semua perusahaan itu diwakili orang nomor satu-nya karena mereka sangat selektif dan serius. Pada waktu seleksi peserta, disampaikan bahwa minimum CEO-nya," kata Elias.

Menurut Direktur Jenderal Amerika Eropa Kementerian Luar Negeri, Dian Triansyah Djani, kesebelas wakil tersebut memang berasal dari perusahaan besar.

"Di antaranya ada Nokia, Kone Cranes, Neste Oil. Perusahaan-perusahaan sangat besar," ucap Trian.

Retno menganggap kunjungan delegasi Finlandia sangat penting untuk meningkatkan kerja sama perdagangan kedua negara.

"Perdagangan kita meningkat, sekarang sekitar US$780 juta. Investasi Finlandia juga meningkat dari sebelumnya hanya US$800 ribu, sekarang US$3,6 juta," tutur Retno.

"Ada banyak kesempatan terbuka antara keduanya yang bisa diambil, termasuk kerja sama bidang pendidikan. Kami membawa banyak perusahaan besar ke sini karena banyak kesempatan kerja sama di Indonesia," kata Soini.

Selain masalah kunjungan delegasi Finlandia, Retno dan Soini juga membahasn kemungkinan bebas visa bagi pemegang paspor dinas dan diplomat. Tak hanya itu, Retno juga menanyakan kemungkinan bebas visa Schengen bagi pemegang paspor hijau.

Menurut Retno, Finlandia mendukung Indonesia untuk mendapatkan kebijakan bebas visa Schengen. Finlandia juga akan menyampaikan dukungan ini ke Brussels, Belgia, selaku ibu kota Uni Eropa.

"Ini sedang dalam proses, tapi dalam pembahasan dan pendekatan kita dengan masing-masing negara Uni Eropa dan melalui Brussels. Sejauh ini ,jawaban yang saya terima dari direktur kekonsuleran, responsnya cukup positif," papar Retno. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER