Jakarta, CNN Indonesia -- Akibat kabut asap yang menyelimuti bagian tenggara Inggris pada Senin (2/11), beberapa maskapai terpaksa membatalkan penerbangan. Salah satu maskapai terbesar di Inggris, British Airways, membatalkan lebih dari 100 penerbangan, terutama yang lepas landas atau mendarat di London Heathrow dan Docklands.
"Dimohon tidak datang ke bandara kecuali Anda sudah mengonfirmasi pemesanan penerbangan yang beroperasi," demikian pernyataan resmi BA seperti dikutip The Independent.
Sementara itu, berbagai maskapai lain pun membatalkan penerbangan dari dan ke Heathrow, salah satu bandara tersibuk di Eropa. KLM, Lot, dan Brussels Airlines membatalkan keberangkatan pertama dari Heathrow sehingga menyebabkan penerbangan lanjutan ribuan penumpang kacau balau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar yang dibatalkan memang merupakan penerbangan domestik dan jarak pendek di Eropa. Namun, beberapa jadwal internasional ikut terkena imbasnya, termasuk penerbangan United Airlines ke Chicago.
Pembatalan ini membuat banyak penumpang kelimpungan. Seperti dilansir The Independent, kekacauan ini membuat beberapa pengamat kembali menyoroti inkonsistensi aturan Uni Eropa untuk hak penumpang yang penerbangannya ditunda atau dibatalkan.
Menurut ketentuan, maskapai Eropa berkewajiban memberikan makanan, bahkan akomodasi, bagi penumpang yang dirugikan. Ketentuan tersebut juga berlaku bagi maskapai asing yang lepas landas dari bandara negara anggota Uni Eropa.
Dengan demikian, penumpang United Airlines yang lepas landas dari Heathrow menuju Chicago wajib mendapat kompensasi. Namun, tidak demikian dengan penumpang dari rute sebaliknya dengan tujuan Heathrow.
Penerbangan dari Malaga dan Pisa pada Minggu ditunda sekitar 17 hingga 19 jam. Penerbangan Kenya Airways dari Nairobi juga terpaksa dialihkan meskipun pihak maskapai tak memberi keterangan lebih lanjut di mana lokasi pendaratannya.
Flybe dan CityJet juga membatalkan beberapa penerbangan dari dan menuju bandara Docklands. Penerbangan kelas bisnin BA dari New York ke London pun terpaksa dialihkan ke Gatwick. Tak ada kompensasi bagi penumpang yang bertujuan ke Inggris.
Lebih jauh, para penumpang yang penerbangannya ditunda dari Heathrow pun terpaksa menginap di bandara karena pihak maskapai tak memberikan kompensasi akomodasi sesuai dengan ketentuan Uni Eropa.
Fakta ini dianggap cukup mengejutkan. Pasalnya, sejak gangguan penerbangan di Heathrow akibat badai salju pada Natal 2010, maskapai sudah diperingatkan untuk merencanakan sistem pemberian kompensasi.
Namun Peter Webster, penumpang Air India menuju New Delhi, mengaku harus menginap di hotel dengan biaya sendiri ditambah dengan uang taksi menuju penginapan. Menurut Webster, pihak maskapai tampak tak bisa menangani pembatalan penerbangan dengan baik.
"Tidak ada upaya untuk membicarakan apa yang sedang terjadi," katanya.
(stu)