Jakarta, CNN Indonesia -- Maskapai milik negara-negara Teluk beramai-ramai menghindari wilayah Sinai, Mesir, setelah pesawat komersial Rusia jatuh di daerah itu dan menewaskan 224 penumpang dan kru pada Sabtu (31/10).
Maskapai dari Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Kuwait mengatakan pada Minggu (1/11) bahwa mereka akan mengubah rute sebagai upaya pencegahan hingga ada kejelasan lebih lanjut mengenai penyebab jatuhnya pesawat Kogalymavia itu.
“Atas pertimbangan kehati-hatian, Qatar Airways akan mengubah ture untuk menghindari wilayah udara Semenanjung Sinai sampai informasi lebih lanjut mengenai peristiwa tragis itu," kata maskapai penerbangan yang berbasis di Doha.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Minggu, maskapai Emirates, flydubai, dan Air Arabia juga mengonfirmasi mengambil kebijakan yang sama.
Sebelumnya pada Sabtu, maskapai Lufthansa asal Jerman dan Air France-KLM juga memutuskan untuk tidak terbang di atas Sinai.
Maskapai Etihad mengatakan mereka akan tetap terbang di atas Sinai tapi menghindari beberapa area udaranya, sesuai dengan instruksi dari otoritas Mesir.
Pengubahan rute biasanya berarti menambah waktu terbang, yang berakibat menambah jumlah bahan bakar yang dibutuhkan.
Sementara itu, easyJet dari Inggris mengatakan mereka sudah menerima anjuran dari otoritas yang berkaitan dan tetap akan memperhatikan perkembangan situasi. Seperti juga maskapai Inggris yang lain, easyJet tidak akan terbang di pusat dan utara Sinai sesuai anjuran dari Departemen Transportasi Inggris.
Maskapai British Airways lewat sebum pernyataan mengatakan mereka tidak mendiskusikan rute penerbangan, "namun begitu kami tidak akan terbang di suatu rute jika tidak aman."
Viktor Sorochenko, direktur Komisi Penerbangan Antarpemerintah Rusia menduga pesawat terbelah di udara karena puing-puingnya tersebar hingga radius yang luas. "Bencana terjadi di udara dan pecahan pesawat tersebar di wilayah seluas 20 kilometer persegi," kata Sorochenko. Pernyataan ini menguatkan kembali dugaan soal penyebab luar sebagai penyebab jatuhnya pesawat, meski pemerintah Rusia sebelumnya membantah klaim oleh kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS yang mengaku menjatuhkan pesawat.
(stu)