Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya tiga anggota kepolisian tewas dan beberapa lainnya terluka ketika bom meledak di luar Klub Anggota Polisi di Sinai Utara pada Rabu (4/11), menurut Nile TV.
Belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas serangan terbaru ini.
Sinai Utara telah menjadi lokasi sasaran serangan militan terhadap petugas keamanan, sementara militer terus menggempur kelompok militan Islam.
Pemberontakan di Sinai dimulai sejak 2013 ketika Presiden Mohamed Mursi digulingkan oleh militer, dipimpin oleh Abdel Fattah al-Sisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sinai menjadi penanda bahwa situasi politik dan keamanan di Mesir belum stabil betul. Satu tahun Presiden Sisi memimpin Mesir setelah menggulingkan Mohammed Mursi, tidak banyak perubahan yang terjadi. Mesir masih dilanda gesekan sosial politik di tengah upaya Sisi memberangus kelompok Ikhwanul Muslimin, yang masih setia kepada Mursi.
Ada sekitar 15 kelompok militan yang beroperasi di Sinai. Beberapa di antara mereka disebut memiliki hubungan dengan kelompok perlawanan di Gaza. Salah satu kelompok yang paling aktif adalah Ansar Bayt al-Maqdis, yang tahun lalu berbaiat kepada ISIS. Kelompok inilah yang paling gencar melancarkan serangan ke polisi dan tentara Mesir selama ini.
Sementara itu, pemerintah Mesir telah melancarkan operasi di Sinai dan secara sistematis menekan para pendukung Ikhwanul Muslimin dan lawan-lawan politik lain di seluruh wilayah negara itu.
(stu)