LAPORAN DARI MYANMAR

Masa Tenang, Atribut Kampanye Diturunkan

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Sabtu, 07 Nov 2015 21:06 WIB
Sehari menjelang pemberian suara dalam pemilu demokratis pertama Myanmar dalam 25 tahun, atribut-atribut kampanye diturunkan karena masa tenang pemilu.
Warga Myanmar mencari nama mereka di daftar pemilih untuk bisa memberi suara dalam pemilu 8 November. (Reuters/Olivia Harris)
Yangon, CNN Indonesia -- Sehari menjelang pemilu, Myanmar bersih dari poster dan stiker partai. Di jalan-jalan protokol di jantung kota Yangon, misalnya tak nampak ada satupun lambang partai di tempat-tempat publik.

Meski demikian, antusiasme warga seakan tak terbendung.

“Tentu saja memilih,” ujar Tida Swe, 27, pekerja swasta, yang ditemui CNN Indonesia di Pyidaungsu Yeiktha Road, Yangon, Sabtu (7/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Swe berasal dari wilayah delta Irrawady, dan mengaku harus pulang ke tempat asalnya untuk memilih. Meskipun sudah menetap di Yangon, Tida Swe harus melakukan pemungutan suara di daerah yang sesuai dengan kartu identitasnya.

“Saya suka Bunda Suu, jadi pasti pilih NLD,” ujar Tida.

Antusiasme yang sama juga dikemukakan Suleman, 23, pedangang di sekitar Kyauktada Township, salah satu wilayah wisata populer di Yangon, di mana terdapat tempat ibadah umat Buddha Sule Pagoda, yang bersebelahan dengan Masjid Bengali Sunni Jameh dan Gereja Immanuel Baptist Church.

Selain Tida Swe dan Suleman, tidak banyak warga Myanmar yang bersedia membicarakan pemilu pada masa tenang ini. Sebagian besar warga tunduk terhadap peraturan pemerintah untuk tidak sedikitpun menyinggung pemilu dan partai yang akan mereka pilih.

Tak Nampak Bilik Suara

Tidak seperti di Indonesia, tidak nampak bilik-bilik suara di penjuru Yangon. Sumber dari petugas media center yang bertugas di gedung milik Komisi Pemilu Myanmar menyatakan, sebagian besar bilik suara ditempatkan di sekolah-sekolah.

“Pakai ruangan dari sekolah saja, agar tidak mahal. Lagipula, semua sekolah diliburkan,” kata petugas yang tidak mau dipublikasikan namanya, Sabtu (11/7).

Sumber tersebut menyebutkan terdapat total sekitar 5.500 bilik suara di sekitar Yangon. Warga diminta untuk membubuhkan cap pada partai yang akan dipilih. Pemilu sendiri akan digelar sejak pukul 6 pagi hingga pukul 4 sore.

Atase Politik KBRI Yangon, Hariansyah menyebutkan terdapat empat kertas suara yang harus dicap oleh para pemilih, yaitu untuk Pyithu Hluttaw (majelis rendah), Amyotha (majelis tinggi), perwakilan daerah, dan perwakilan etnis.
Petugas menurunkan atribut-atribut kampanye di Yangon dalam masa tenang pemilu Myanmar. (CNN Indonesia/Amanda Puspita Sari)
Pemilu Myanmar pada Minggu (8/11) dipandang sebagai pemilu demokratis pertama dalam 25 tahun terakhir.

Pemilu ini diharapkan menjadi suatu upaya percepatan dalam memeluk demokrasi bagi negara yang puluhan tahun dikuasai oleh junta militer. (yns)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER