Petani Myanmar Gantungkan Harapan pada Pemilu

Melodya Apriliana | CNN Indonesia
Minggu, 08 Nov 2015 13:02 WIB
Petani di Irrawaddy mengeluhkan kegagalan panen akibat cuaca ekstrem. Mereka berharap, pemenang pemilu Myanmar bisa membantu mereka mengubah nasib.
Sebanyak 393 ribu hektar lahan pertanian, kebanyakannya padi, hancur akibat iklim monsun ekstrem yang melanda 1,6 juta orang di Myanmar. (Reuters/Soe Zeya Tun/Files)
Jakarta, CNN Indonesia -- Musim panen tengah tiba di delta Irrawaddy, Myanmar. Sebagian petani bisa menuai hasil jerih payahnya, sebagian lainnya mesti berusaha lebih keras lagi untuk merehabilitasi sawahnya pasca banjir merenggut segala milik mereka tahun ini.

Sekitar 393 ribu hektar lahan pertanian, kebanyakannya padi, hancur akibat iklim monsun ekstrem yang melanda 1,6 juta orang, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB.

Di samping kehancuran fisik, banjir juga meninggalkan dampak mendalam pada perekonomian wilayah terlanda. Di Irrawaddy sendiri, 86 persen penduduknya tinggal di daerah pertanian dan sebagian besar perekonomian berputar di sektor ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulai dari awal

"Di area pedesaan Myanmar, banyak buruh serabutan juga bergantung pada sektor pertanian," ujar Aung Tun, peneliti senior di Myanmar Egress, organisasi sipil yang menggelar studi pascabencana di Irrawaddy.

Dilansir dari Channel Newsasia pada Sabtu (7/11), Aung Tun menambahkan, "Berdasarkan temuan kami, petani kehilangan investasinya dan beberapa dari mereka juga kehilangan padi untuk musim berikutnya akibat bencana. Banjir terjadi dalam waktu lama, sehingga petani tidak mampu memperbaiki penghidupan mereka," lanjut dia.

Untuk memulai semuanya dari awal lagi, petani butuh modal untuk membeli benih-benih baru, tetapi harga benih kini lebih mahal dari sebelumnya menurut Thein Han, seorang sukarelawan di organisasi masyarakat setempat yang selama ini memberi dukungan dan pendampingan kepada para petani.

Meningkatnya harga benih berarti mereka tak akan mampu menghasilkan panen sebesar yang mereka inginkan.

Sudut pandang petani

Kyin Inn, 57, adalah salah satu petani yang sawahnya nahas dihampiri banjir. Dirinya punya sawah sebesar 4,2 hektar, namun usai banjir, 2,6 hektar hasil panennya terbuang sia-sia, sementara sisanya mesti dijual dengan harga rendah.

"Biasanya kami dapat memanen padi dua kali setahun - di musim hujan dan musim kemarau. Sekarang, jika beruntung, saya bisa panen satu kali tahun ini, tetapi saya tidak bisa mengharapkan keuntungan apapun. Saya hanya berusaha kembali modal," tuturnya.

Layaknya petani lain di kampungnya, Kyin Inn kini berhutang dan butuh pinjaman demi memulai kembali siklus panennya. Hasil jual panen itu ia gunakan untuk menghidupi tiga putranya yang bekerja sebagai buruh bangunan di Singapura dan Malaysia.

Harapkan perubahan

Tidak sedikit desa di Irrawaddy yang minim infrastruktur dasar seperti listrik dan jalan. Bahkan di daerah yang lebih terpencil, bantuan pemerintah cenderung tak terjangkau.

"Sebagai petani kecil, saya tidak bisa banyak membantu, namun saya menyarankan (mereka yang terdampak banjir) untuk menghubungi organisasi atau donatur lokal. Bantuan pemerintah tidak selalu dapat sampai ke semua tempat, terutama daerah pedesaan yang jauh dan sulit diakses," tutur Ohm Thwin, petani beruntung yang panennya tak sampai rusak dihajar banjir.

Menurut peneliti Thein Han, pasar beras - yang dikontrol oleh junta militer - masih minim transparansi dan menjebak petani di siklus kemiskinan. "Pasar saat ini dikendalikan, sehingga petani tidak dapat bebas berjualan ... mereka harus menjual dengan harga murah untuk melunasi pinjaman, atau mereka tidak akan punya cukup dana untuk berinvestasi lagi," ia menjelaskan.

Para petani ini berharap suara yang mereka berikan dalam pemilihan umum hari ini di Myanmar dapat mengubah nasib mereka. Pemenang pemilu nanti, siapa pun mereka, diharapkan bisa mendengarkan keluhan para petani, termasuk meningkatkan infrastruktur penunjang kerja mereka, seperti jalanan, transportasi, kendaraan dan listrik.

"Mereka akan mendukung partai yang bakal membawa perubahan itu untuk mereka," tutur Thein Han.

(den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER