Ribuan Demonstran Afghanistan Protes Pemenggalan oleh ISIS

Windratie | CNN Indonesia
Kamis, 12 Nov 2015 06:18 WIB
Para pengunjuk rasa menyerbu istana presiden di Kabul, Rabu (11/11), sambil membawa peti mati tujuh warga sipil yang dipenggal oleh militan ISIS.
Ilustrasi ISIS. (CNNIndonesia Free Watermark)
Jakarta, CNN Indonesia -- Para pengunjuk rasa menyerbu istana presiden di Kabul, Afghanistan, Rabu (11/11), sambil membawa peti mati tujuh warga sipil yang dipenggal oleh militan ISIS beberapa hari terakhir.

Ratapan para pengunjuk rasa dibalas tembakan peluru ke udara oleh pasukan keamanan, berusaha membubarkan para demonstran yang ingin menembus gerbang istana.

Setidaknya tujuh orang, termasuk dua anak perempuan, terluka dalam unjuk rasa tersebut kata juru bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Perempuan-perempuan melarikan diri dan tidak mengalami luka serius. Namun, laki-laki terluka akibat peluru nyasar yang dimuntahkan sebagai tembakan peringatan,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan Ismail Kawoosi, seperti dilaporkan oleh CNN International.

Sebagian besar dari ribuan demonstran berunjuk rasa dengan damai untuk mengkritik kegagalan pemerintah dalam melindungi masyarakat. Blogger sekaligus pengorganisir aksi protes Mortaza Moshrafi mengatakan bahwa para demonstran ingin berbicara kepada Presiden Ashraf Ghani tentang situasi tersebut.

Dalam pidatonya di televisi nasional dan Twitter, Ghani menyerukan persatuan. “Mereka sengaja melakukan kejahatan untuk menciptakan perpecahan di antara rakyat kita,” katanya merujuk kepada militan ISIS.

Para pengunjuk rasa mewakili berbagai lapisan masyarakat di Afghanistan, meskipun penyulut kemarahan tersebut adalah terbunuhnya tujuh anggota etnis minoritas Hazahara beberapa hari lalu di Provinsi Zabul.

Para korban pembantaian dari etnis Hazahara tersebut merupakan beberapa di antara korban yang diculik sejak Maret lalu, kata Zulfiqar Omid, seorang pemimpin partai politik yang mewakili keluarga korban.

Omid mengatakaan, sedikitnya 53 orang Hazara diculik, sebagian di antara mereka sudah dibebaskan, sebagian tewas, sementara sisanya masih menjadi tawanan.

Direktorat Keamanan Nasional, badan intelijen Afghanistan, mengatakan, Selasa (10/11), delapan Hazara, terdiri dari lima laki-laki, dua perempuan, dan seorang remaja, telah diselamatkan di provinsi Ghazni, bertetangga dengan Zabul.

Namun tetap saja, sebagian merasa pemerintah Afghanistan belum berbuat banyak. Itu alasannya mengapa jenazah pertama kali dibawa ke kantor gubernur di Ghazni, provinsi tempat asal para korban, lalu di bawa ke ibukota Afghanistan.

“Kami membawa jenazah ke istana presiden di Kabul untuk menunjukkan kemarahan kami,” kata Omid.

[Gambas:Youtube] (win)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER