Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Perancis Francois Hollande dalam pidato kenegarannya mengumumkan bahwa negara dalam keadaan darurat, dan perbatasan akan ditutup. “Kita harus menunjukkan belas kasih dan solidaritas, kita juga harus menunjukkan persatuan dan tetap tenang. Perancis harus tetap kuat dan besar,” katanya, seperti dilaporkan oleh CNN.
Polisi wilayah memerintahkan warga untuk tetap berada di rumah. Lewat Twitter warga diperintahkan untuk tetap tinggal di dalam rumah, kecuali ada kebutuhan yang mutlak penting.
Sementara itu, otoritas Perancis melakukan penyelidikan terkait terorisme. Belum ada klaim resmi siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut, meskipun ISIS telah bertepuk tangan atas serangan tersebut di Twitter, kata Eric Pelletier, reporter media Paris, Le Pariesien.
Sementara itu, seorang reporter Perancis Julien Pearce menjadi salah seorang saksi penembakan. Dia berada dalam teater Bataclan saat orang-orang bersenjata memasuki tempat tersebut. Pearce menyampaikan, dua orang berpakaian hitam mulai menembak dengan senjata AK-47, setelah orang-orang yang tertembak jatuh ke lantai, dua penembak itu kembali menembak mereka, gaya mengeksekusi, kata Pearce.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua laki-laki tersebut tidak memakai masker dan tidak mengatakan apa-apa. Penembakan berlangsung selama sepuluh sampai 15 menit membuat orang-orang di dalam gedung konser Bataclan menjadi panik dan berteriak, kata Pearce yang berhasil lolos dari serangan maut tersebut.
Dia mengaku melihat 20 sampai 25 mayat tergeletak di lantai. Situasi penyanderaan di Bataclan masih terus berlangsung, sampai Sabtu dini hari waktu setempat.