Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Jerman, Ursula von der Leyen, pada Selasa (31/11) menegaskan bahwa tidak akan ada kerja sama militer negaranya dengan pasukan pemerintahan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dalam upaya pemberantasan ISIS.
Seperti dilansir Reuters, von der Leyen menyampaikan sanggahan ini sebelum menggelar rapat dengan kabinet Jerman untuk persetujuan penerjunan jet pengintai Tornado, pesawat pengisi bahan bakar, kapal pengawal, dan 1.200 personel militer ke Suriah.
"Hal utamanya adalah, tidak akan ada kerja sama dengan Assad dan tidak ada kerja sama dengan tentara di bawah komandonya," ucap von der Leyen kepada stasiun televisi ARD seperti dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, von der Leyen tidak menutup kemungkinan menyertakan beberapa pihak yang kini ada di pihak Assad demi solusi jangka panjang di Suriah.
"Kami harus menghindari runtuhnya negara Suriah," kata von der Leyen.
Hal ini dilontarkan von der Leyen merujuk pada sejarah perang di Irak, ketika kelompok yang awalnya loyal kepada Saddam Hussein tak diikutsertakan dalam sistem politik setelah pemimpinnya kalah. Kisruh tersebut, kata von der Leyen, tak boleh terulang.
"Namun biar saya tegaskan lagi, tidak akan ada masa depan dengan Assad," katanya.
Keputusan untuk ikut serta dalam kampanye militer di Suriah sebagai solidaritas terhadap Perancis pascatragedi 13 November ini memang merupakan langkah besar bagi pemerintahan Kanselir Angela Merkel.
Sejak Perang Dunia Kedua, Jerman enggan ikut serta dalam misi militer gabungan di luar negeri. Pemerintah Jerman juga sebelumnya selalu menolak terlibat langsung dalam konflik Suriah.
Namun kini, diperkirakan pada Rabu (2/12), majelis rendah parlemen Jerman akan melakukan pemungutan suara untuk penerjunan pasukan di Suriah.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier, mengatakan bahwa Berlin telah melihat ketentuan militer dan akan mengambil tanggung jawab politik untuk memutuskan skala penerjunan armada dan pasukan.
"Kami membicarakan batas atas di medan perang yang terbagi. Saya pikir, kami tidak dapat menerjunkan pasukan sebanyak itu (1.200) dalam waktu bersamaan," kata von der Leyen.
Ia juga mengatakan bahwa pilot jet pengintai Tornado akan terbang di atas daerah kekuasaan ISIS.
(stu/stu)