Jakarta, CNN Indonesia -- Keberanian yang luar biasa dan tidak takut mati para anggota ISIS dan kelompok bersenjata di Suriah dan Irak disebut sebagiannya disebabkan karena menenggak pil Captagon. Obat yang menstimulasi energi dan kewaspadaan ini beredar luas di medan perang Suriah.
Diberitakan Independent, Senin (23/11), pemerintah Turki akhir pekan lalu menyita hampir 11 juta butir pil jenis amfetamin ini. Pil ini oleh sebagian pengamat dikatakan sebagai bahan bakar perang di Suriah karena banyak digunakan kelompok bersenjata.
Polisi anti-narkotika Turki menyita jutaan pil seberat hampir dua ton itu dalam dua penggerebekan di provinsi Hatay dekat perbatasan Suriah, seperti yang diumumkan Kementerian Dalam Negeri di Ankara. Sebanyak 7,3 juta pil dimasukkan di dalam filter bensin dan rencananya akan disebarkan ke negara-negara Teluk. Sementara 3,6 juta lainnya disita di sebuah gudang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pil amfetamin Captagon dibuat dari bahan-bahan dasar obat sintetis bernama fenethylline yang dicampur dengan kafein atau bahan lainnya.
Pil ini telah beredar di negara Barat sejak tahun 1960-an dan digunakan untuk penderita hiperaktif, narkolepsi dan depresi. Pada tahun 1980-an, pil ini dilarang karena menyebabkan kecanduan parah.
Obat ini menciptakan perasaan euforia pada penenggaknya, membuat tentara ISIS mampu tidak tidur berhari-hari, tidak memiliki rasa takut, dan tidak gemetar ketika membunuh.
Ramzi Haddad, ahli fisika dari Lebanon, kepada Reuters mengatakan bahwa obat itu menciptakan efek stimulan pada penggunanya. "Obat ini membuat seseorang tidak bisa diam, tidak bisa tidur, tidak perlu makanan, dan memberikan energi," kata Haddad.
Namun obat ini memiliki efek samping, yaitu penyakit gila dan kerusakan otak. Obat ini ilegal di negara Arab, namun sangat populer di Timur Tengah dan Asia Barat.
Menurut The Guardian, Captagon dijual murah, sekitar US$20 dan banyak dibeli oleh pasukan bersenjata yang tidak terlalu mematuhi ajaran agama Islam. Bahkan produksi dan penjualan Captagon telah menjadi sumber pemasukan penting bagi kelompok militan Syiah Hizbullah di Lebanon. Captagon disebut memberi pemasukan US$6 miliar per tahun bagi Hizbullah, tiga kali lipat dari bantuan yang diberikan Iran.
Seorang mantan anggota ISIS yang telah bersama kelompok itu selama satu tahun, Kareem, kepada CNN tahun lalu mengatakan bahwa dia diberi pil itu oleh kepala brigade tempur. Pil ini kata dia memberikan keberanian yang luar biasa, bahkan membuat mereka tidak takut mati.
"Mereka memberi kami obat, pil halusinogen, yang membuatmu bisa pergi berperang tanpa peduli hidup atau mati," kata Kareem.
Hal yang sama disampaikan oleh seorang mantan anggota kelompok militan sekuler Suriah dalam sebuah acara dokumenter BBC.
"Kami meminum pil itu dan merasa sangat sehat. Jika ada 10 orang di depanmu, kau bisa menangkap dan membunuh mereka. Kau selalu terjaga, tidak pernah terpikir untuk tidur. Pil itu memberikan keberanian dan kekuatan," kata pria yang tidak disebut namanya itu.
"Jika komandan meminta saya menyerbu barak militer, saya akan melakukannya dengan keberanian penuh dan tanpa ada sama sekali rasa takut. Kau bahkan tidak pernah lelah," lanjut dia.
(den)