Pelaku Serangan Paris adalah Anggota Klub Menembak Polisi

CNN Indonesia
Rabu, 02 Des 2015 05:42 WIB
Samy Amimou yang meledakkan diri di gedung konser di Paris adalah anggota klub menembak polisi dan latihan menembak di tempat itu.
Samy Amimou yang meledakkan diri di gedung konser di Paris adalah anggota klub menembak polisi dan latihan menembak di tempat itu. (Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu pelaku penyerangan di Paris yang menewaskan sekitar 130 orang ternyata adalah anggota klub menembak polisi, bahkan belajar menggunakan senjata api di tempat tersebut.

Dia adalah Samy Amimour, yang tewas dengan bom bunuh diri setelah bersama dua rekannya menembak mati 89 orang di gedung konser Bataclan, Paris. Laporan pengadilan yang diperoleh oleh media iTele, seperti dikutip The Telegraph, Selasa (1/12), menunjukkan Amimour adalah anggota asosiasi menembak polisi nasional atau ANTP.

Pria 28 tahun itu dikatakan mendapatkan izin memiliki senjata api untuk tahun 2011/2012. Pada April 2012, dia bahkan sempat ambil kursus menembak yang merupakan syarat pertama menjadi bagian dari ANTP yang memiliki 2.350 anggota yang sebagian besar adalah polisi aktif dan pensiunan aparat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan sopir bus itu mengikuti kursus tersebut tanpa menimbulkan kecurigaan intelijen karena catatan kriminalnya yang bersih saat itu.

Dalam kursus perkenalan selama dua jam, Amimour diajari menggunakan pistol semi otomatis dengan amunisi .38 Spesial dan .22 Long Rifle. Syarat untuk ikut dalam klub ini berusia di atas 18 tahun dan membayar uang pendaftaran 130 euro.

Amimour yang berasal dari wilayah Drancy di pinggiran Paris ini baru menggugah sinyal intelijen setelah ditangkap pada 19 Oktober 2012 dengan dakwaan "konspirasi melakukan tindak terorisme" karena mencoba terbang ke Yaman dan Pakistan.

Saat ditanyai oleh agen intelijen Perancis, DGSI, soal keanggotaannya di klub menembak, Amimour ingin bisa menjaga diri jika "negara itu berperang." Namun dia mengubah alasannya, mengatakan bahwa dia adalah pecinta senjata api yang pertama kali menggunakan pistol milik pamannya di Senegal.

Dia dibebaskan dengan jaminan namun melanggarnya karena pergi ke Suriah pada 11 September 2013, memicu keluarnya surat penangkapan internasional atas dirinya. Dia berhasil menyamar dan masuk kembali ke Perancis untuk melakukan serangan pada 13 November lalu.

Laporan pengadilan yang dilihat oleh media Le Monde juga menyebutkan bahwa Amimour telah melatih dua kawannya – Charaffe El Mouadan dan Samir Bouabout. Keduanya tengah diburu setelah polisi menemukan rekaman mereka di klub menembak dalam hard disk Amimour.

Ayah Amimou sempat berangkat ke Suriah pada 2013 untuk mencoba membujuk putranya itu untuk pulang. Pertemuan ayah dan anak ini berlangsung dingin, saat itu Amimou terluka dan menggunakan alat bantu berjalan.

"Sami bersama seorang pria lainnya yang tidak pernah meninggalkan kami. Itu adalah pertemuan yang dingin dan dia tidak mengajak saya ke rumahnya, tidak menceritakan soal lukanya atau apakah dia berperang atau tidak," kata ayahnya, Mohamed.

Fakta ini menunjukkan bahwa intelijen Paris kecolongan besar atas penembakan di enam titik di ibukota itu, salah satunya dekat stadion sepakbola tempat Presiden Francois Hollande menonton pertandingan. Padahal sebelumnya pada Januari lalu, serangan serupa terjadi di kantor majalah satire Charlie Hebdo, menewaskan dua orang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER