Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi membantah kebutuhan akan pasukan asing untuk memerangi ISIS setelah AS mengumumkan akan mengirimkan pasukan khusus.
“Kami tak butuh pasukan asing di tanah Irak,” kata Abadi dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya pada Selasa (1/12), Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ash Carter memberikan beberapa detail kelompok “ekspedisi” baru. Ia menyebut pasukan ini tak akan lebih besar dari sekitar 50 anggota operasi khusus AS yang sedang dikirim ke Suriah untuk memerangi ISIS.
Seorang pejabat Departemen Pertahanan yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan pasukan baru ini akan ditugaskan di Irak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abadi kemudian merilis pernyataan bahwa pemerintah Irak “menekankan bahwa operasi militer atau penempatan pasukan asing—khusus atau tidak—di mana pun di Irak tidak akan bisa terjadi tanpa persetujuan Irak dan koordinasi dan penghormatan sepenuhnya atas kedaulatan Irak.”
Abadi, menjabat lebih dari setahun lalu, dengan dukungan dari Amerika Serikat dan Iran, harus bergantung dengan milisi Syiah yang didukung oleh Teheran. Ini terutama setelah pasukan Irak dua kali mengalami kekalahan besar atas invasi ISIS di Mosul dan Ramadi.
“Kami akan mengejar dan memerangi setiap tentara Amerika yang ditugaskan di Irak,” kata Jafaar Hussaini, juru bicara salah satu kelompok milisi Syiah, Kata’ib Hizbullah. “Pasukan Amerika apapun akan menjadi target utama kelompok kami. Kami sudah berperang dengan mereka sebelumnya dan kami siap untuk melanjutkannya.”
Juru bicara kelompok Organisasi Badr dan Asaib Ahl al-Haq yang didukung Iran juga memberi pernyataan serupa.
“Semua warga Irak memandang (orang Amerika) sebagai penjajah yang tidak dapat dipercaya,” kata Muen al-Kadhimi, ajudan senioor pemimpin Organisasi Badr.
(stu)