Jakarta, CNN Indonesia -- Tragedi pengeboman dan penembakan yang dilakukan ISIS di Paris, Perancis, pada 13 November menuai protes keras dunia, termasuk dari sebuah kelompok peretas bernama Anonymous yang terang-terangan mendeklarasikan "perang" terhadap ISIS.
Namun, Anonymous tak mampu mewujudkan janjinya meruntuhkan ISIS di dunia maya sendirian. Dalam wawancara televisi pertama mereka di saluran Sky News, Anonymous mengaku perlu bantuan lebih dari pihak keamanan, yang disebutnya kerap mengabaikan situs daring ISIS atau gagal memblokirnya.
"Saya pikir pihak keamanan bersikap acuh, tidak tahu bagaimana cara melakukannya, atau tidak punya waktu maupun sumber daya manusia," ujar seorang anggota bernama samaran "Comedi", dilaporkan oleh
Independent pada Selasa (8/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Katanya, "Jika saya harus melakukannya seperti kerja, saya akan mengerjakannya selama delapan jam sehari. Saat ini, kami hanya beristirahat ketika bekerja atau tidur."
Sementara itu, Ghost Sec, salah satu kelompok khusus dalam Anonymous, mengklaim telah berhasil mengambil alih lebih dari 100 situs propaganda dan 25 ribu akun media sosial milik ISIS.
Kelompok peretas tersebut juga mengunggah iklan obat impotensi, serta gambar bebek dan kambing sebagai perumpamaan ISIS pada situs yang diyakini milik grup teror itu.
Meski para pakar keamanan menanyakan efektivitas serangan siber yang mereka lancarkan, serta berpendapat bahwa Anonymous telah menyasar target yang tidak bersalah, kelompok itu mengaku punya penutur bahasa Arab yang bertugas menerjemahkan situs daring dan melakukan pengecekan ganda kepada semua targetnya sebelum menyerang.
Pada "hari mengejek" tanggal 11 Desember nanti, Anonymous mengajak para pendukungnya agar mengunggah foto-foto untuk mencemooh ISIS di dunia maya, seraya mencetak dan menempelkannya di berbagai kota di seluruh dunia, dan mengacaukan komunikasi daring kelompok militan itu.
Merujuk pada ISIS, Anonymous menyatakan pada situsnya, "Mereka memupuk ketakutan dengan aksi yang mereka harap bisa membungkam kita semua, membuat kita tunduk dan bersembunyi di balik rasa gentar."
"Pada 11 Desember, kita akan tunjukkan pada mereka bahwa kita tidak khawatir, kita tidak akan hanya bersembunyi di balik rasa takut, kita adalah mayoritas, dan dengan jumlah besar, kita bisa membuat perbedaan nyata,” ujar Anonymous. "Kita akan tertawakan ketololan mereka."
(stu)