Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas bandara Malaysia mencari pemilik tiga pesawat Boeing yang ditelantarkan di bandara Kuala Lumpur selama lebih dari setahun.
Dua Boeing 747-200F—dua pesawat penumpang dan satu kargo—telah berada di tempat penyimpanan bandara dan belum di bayar di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), dan kini pihak Malaysia Holdings Bhd akan menarik pesawat itu.
Dalam sebuah peringatan yang dipublikasikan di surat kabar pekan ini, otoritas bandara memberi waktu 14 hari kepada pemilik untuk mengklaim jet mereka, dan jika tidak, akan menjual atau membuang pesawat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Langkah ini juga merupakan proses yang umum dilakukan oleh operator bandara di seluruh dunia ketika menghadapi situasi seperti ini," kata otoritas bandara dalam sebuah pernyataan.
Belum ada yang mengklaim kepemilikan pesawat sejauh ini, kata general manager Bandara Zainol Mohamad Isa pada Kamis (10/12).
"Kami belum memutuskan apa yang harus dilakukan dengan pesawat, meskipun kami telah mendapatkan pertanyaan dari seluruh dunia," kata Zainol.
Pakar industri mengatakan bukan hal yang aneh pesawat ditelantarkan atau ditinggalkan di bandara.
"Anda bisa melihat pesawat ditelantarkan di seluruh dunia, karena uang yang Anda dapatkan dari penjualan tidak mencakup biaya penyimpanan yang luar biasa," kata seorang bekas pedagang pesawat, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya. "Tapi tidak biasanya pihak bandara mempublikasikan hal itu."
Pencarian nomor registrasi pesawat di situs www.planespotters.net menunjukkan pesawat itu telah didaftarkan atas nama perusahaan yang berbasis di Islandia, Air Atlanta Icelandic, dan bahwa dua pesawat pernah bergabung dengan Malaysia Airlines.
Air Atlanta Icelandic dikutip oleh surat kabar The Star mengatakan mereka mengoperasikan pesawat hingga 2010 tetapi "tidak punya hubungan” dengan pesawat sejak saat itu. Malaysia Airlines mengatakan tidak lagi memiliki atau menyewa pesawat tersebut.
Sektor penerbangan Malaysia mengalami masa sulit karena penerbangan MH370 menghilang pada Maret tahun lalu dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing.
Pada Juli, MH17 juga mengalami kecelakaan dalam perjalanan dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur, karena ditembak oleh rudal dari bawah, dan jatuh di Ukraina.
(stu)