Buka KTT ASEAN, Malaysia Serukan Dunia Konfrontasi Ekstremis

Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 21 Nov 2015 16:33 WIB
Sehari setelah penyanderaan di Mali dan sepekan pascaserangan teror di Paris, PM Malaysia mengatakan bahwa tindakan ekstremis tak mencerminkan agama atau ras.
Sehari setelah penyanderaan di Mali dan sepekan pascaserangan teror di Paris, PM Malaysia mengatakan bahwa tindakan ekstremis tak mencerminkan agama atau ras. (Reuters/Jorge Silva)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menyerukan pemimpin dunia untuk mengonfrontasi ekstremis Islam pada pembukaan KTT ASEAN ke-27 di Kuala Lumpur, Sabtu (21/11). Ia mengatakan bahwa “tindakan barbar” yang mereka lakukan tak mencerminkan agama atau ras.

Militan Islam membunuh 19 orang dalam sebuah drama penyanderaan di Mali pada Jumat (20/11), hingga akhirnya tentara Mali menyerbu dan membebaskan 170 sandera, kebanyakan warga asing. Ini terjadi hanya seminggu setelah serangan teror di paris yang menewaskan sedikitnya 129 orang.

"Para pelaku dari tindakan pengecut dan barbar ini tidak mewakili ras, agama atau keyakinan, tidak seharusnya kita membiarkan mereka melakukannya," kata Najib dalam sambutannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka adalah teroris dan harus dikonfrontasi dengan kekuatan penuh hukum,” tambahnya.

Malaysia telah mengerahkan langkah-langkah keamanan yang luar biasa di sekitar Kuala Lumpur, menyambut kehadiran pemimpin dari 18 negara, termasuk Presiden Joko Widodo.

Isu Laut China Selatan

Isu sengketa di Laut China Selatan sesungguhnya masih menjadi kendala bagi banyak negara ASEAN dan China. China, Vietnam, Filipina, Taiwan dan Brunei masing-masing mengklaim wilayah di Laut dengan nilai perdagangan US$5 triliun setiap tahunnya itu.

Namun China, yang juga hadir dalam KTT ASEAN, telah mengatakan bahwa mereka tak ingin isu itu menjadi fokus pertemuan.

China telah mentransformasi tujuh wilayak koral di Kepulauan Spratly dengan membangun pulau buatan yang menurut banyak pihak bisa dipergunakan untuk keperluan militer, membuat isu ini makin parah. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER