Washington, CNN Indonesia -- Bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump tetap memimpin persaingan di partainya meskipun tersandung pada pernyataan kontroversialnya yang dikecam dunia ihwal larangan muslim ke Amerika.
Berdasarkan jajak pendapat berskala nasional yang digelar oleh
Reuters/Ipsos, Trump tetap unggul dengan meraup sebesar 35 persen suara dari pemilih Partai Republik.
Mayoritas pemilih mengaku tidak terganggu dengan pernyataan Trump yang menjadi sorotan negatif dunia internasional itu. Namun sebagian pemilih menganggap komentar Trump tersebut tetap berpotensi merusak peluang untuk menjadi Presiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 64 persen menyatakan pernyataan Trump tidak menghina umat Islam dunia. Adapun yang menilai komentar tersebut sebagai penghinaan hanya 29 persen.
“Dia (Trump) benar-benar mengatakan apa yang dirasakan oleh setiap orang,” kata Donna Fee (57), seorang pemilih dari Partai Republik. Fee, yang mendukung larangan Trump tersebut mengakui bahwa komentar Trump memang dapat menyakiti pemilih lain.
Fee mengatakan dirinya memikirkan soal Trump bahwa perlu seseorang yang bisa menenangkannya. “Saya pikir dia (Trump) perlu belajar untuk memfilter.”
Tak bisa dipungkiri komentar Trump dipersoalkan oleh sebagian besar pemilih dari Partai Demokrat. Sebanyak 72 persen pemilih Demokrat dan 47 persen toal pemilih mengaku tersinggung dengan pernyataan Trump. Sementara itu sebanyak 41 persen pemilih dari Republik menyatakan komentar Trump dapat mengganggu peluangnya melaju ke kursi presiden.
Adapun calon lain dari Partai Republik yaitu Ben Carson mendulang perolehan 12 persen dan menempati peringkat kedua. Sementara senator Ted Cruz dari Texas dan bekas Gubernur Florida Jeb Bush masing-masing meraih angka 10 persen.
(obs)