Ancaman Bom di Sekolah Los Angeles Ternyata Hoax

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 16 Des 2015 12:16 WIB
Ancaman bom di Los Angeles, AS, yang berujung kepada penutupan 1.500 sekolah, tidak terjadi dan dinyatakan sebagai tipuan.
Ancaman bom di Los Angeles, AS, yang berujung kepada penutupan 1.500 sekolah, tidak terjadi dan dinyatakan sebagai tipuan. (Reuters/Jason Redmond)
Jakarta, CNN Indonesia -- Los Angeles menutup lebih dari 1.000 sekolah umum akibat adanya ancaman bom dan penembakan, membuat ratusan ribu siswa tak bersekolah dan para orang tua cemas. Namun, ancaman tersebut ternyata hoax dan para pejabat kota pun dikecam karena dinilai bereaksi berlebihan terhadap ancaman tipuan.

Ancaman ini terjadi pada Selasa (15/16), atau sekitar dua pekan setelah serangan penembakan yang diluncurkan pasangan suami-istri di fasilitas penyandang disabilitas di San Bernardino, California, menewaskan 14 orang dan melukai 22 lainnya.

"Berdasarkan keadaan masa lalu, saya tidak bisa mengambil risiko," kata Inspektur Sekolah Los Angeles, Ramon Cortines dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Baca juga: Los Angeles Tutup Seluruh Sekolah Akibat Ancaman Bom)

Pejabat Kongres Partai Demokrat dari California, Brad Sherman, menyatakan kepada New York Times bahwa email tersebut berisi ancaman dari seseorang yang mengaku Muslim yang taat dan siap untuk melancarkan serangan dengan menggunakan bom, gas syaraf dan senapan serbu bersama dengan "32 teman jihadnya," karena dia pernah dianiaya di sebuah sekolah tinggi di Los Angeles.

Pejabat setempat memaparkan ancaman tersebut dikirim melalui email yang sempat dialihkan ke Jerman, tetapi diduga kuat berasal dari daerah sekitar Los Angeles. 

Namun, setelah lebih dari 1.500 sekolah diperiksa hingga Selasa malam, Wali Kota Los Angeles, Eric Garcetti mengaku bahwa pesan tersebut hanya tipuan.

"Kami sekarang dapat mengumumkan bahwa FBI menetapkan [ancaman] ini bukan ancaman yang serius," kata Garcetti, sembari menambahkan bahwa penyelidikan lebih lanjut terkait ancaman ini.

"Anak-anak kita aman untuk kembali ke sekolah besok," ujarnya.

Sementara itu, kasus ancaman ini tetap akan diselidiki.

Penutupan ribuan sekolah membuat sekitar 643 ribu siswa dan orang tua mereka bingung dan khawatir akan keamanan di wilayah mereka.

Dewan Kota Joe Buscaino, yang kedua anaknya merupakan siswa sekolah LAUSD, mengeluh tentang kurangnya cepatnya sistem peringatan darurat. Menurutnya, banyak siswa yang mengetahui penutupan sekolah dari teman mereka melalui media sosial.

"Saya tidak setuju dengan penutupan sekolah karena kita menunjukkan bahwa kita takut," kata Marisol Hadadi, orang tua siswa Sekolah Dasar Marquez di Pacific Palisades.

Sumber penegak hukum menyatakan kepada Reuters bahwa pihak berwenang Los Angeles memerintahkan penutupan untuk memungkinkan operasi pencarian penuh terhadap fasilitas sekolah umum. Namun, penutupan ini dilakukan tanpa berkonsultasi dengan Biro Investigasi Federal atau FBI, yang biasanya memimpin penyelidikan soal potensi aksi terorisme.

Wali kota Los Angeles Garcetti membantah tuduhan ini dan menyatakan pihaknya telah menghubungi aparat penegak hukum federal.

Sementara, mantan Kepala Polisi New York City, William Bratton menilai keputusan pemerintah kota Los Angeles untuk menutup sekolah merupakan "reaksi yang berlebihan." New York menerima ancaman hampir serupa yang dengan cepat dinyatakan sebagai ancaman yang tidak serius.

"Mengganggu jadwal harian setengah juta siswa sekolah, orang tua mereka, tempat penitipan anak, dan rute bus hanya berdasarkan email anonim, tanpa berkonsultasi dengan pihak penegak hukum, saya pikir itu adalah reaksi berlebihan," ujar Bratton. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER