Imigran Jerman Berpaspor Suriah Dicurigai Susupan ISIS

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Rabu, 23 Des 2015 05:50 WIB
Pemerintah mengakui mengemukan paspor dengan nomor seri yang sama seperti penyerang Paris November lalu.
Jerman termasuk negara yang terbuka pada pengungsi. (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menyamar menjadi imigran dianggap sebagian kalangan sebagai salah satu jalan masuk militan ISIS ke Eropa. Kecurigaan meningkat setelah terjadinya penyerangan kelompok ISIS di Paris, 13 November lalu. Penyerangan itu menewaskan sampai sekitar 130 korban.

Seorang politisi senior di Bavaria, Jerman mengatakan pada Selasa (22/12), pengungsi dengan paspor Suriah palsu telah menghilang di Jerman. Ia menambahkan, ada alasan untuk mencurigai para pengungsi itu ada kaitan dengan militan ISIS, diberitakan Reuters.

Kantor berita Reuters sendiri mengutip pemberitaan media lokal Jerman, Bild. Media itu sebelumnya melaporkan dengan mengutip sumber pemeritahan, bahwa paspor-paspor yang digunakan beberapa imigran ke Jerman adalah curian dan punya fitur yang sama seperti yang dipegang oleh para penyerang Paris yang lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan pula, pemerintah Jerman tidak tahu persis di mana lokasi terkini para pemegang paspor palsu itu. Kementerian pun angkat bicara. Menteri Dalam Negeri Joachim Herrmann mengonfirmasi, petugas keamanan Jerman tahu bahwa beberapa imigran berpaspor mencurigakan.

Para imigran itu masuk sekitar Oktober dan November. Paspor yang mereka pegang punya nomor seri yang sama seperti paspor yang telah dicuri oleh ISIS. "Kami tahu karena kami membuat salinan paspornya," kata Herrmann. Dua penyerang yang terlibat di Paris, juga memiliki paspor dengan nomor seri yang sama.

"Sebuah kecurigaan awal, bahwa ini bisa jadi orang-orang yang dikirim oleh ISIS ada, dan harus diluruskan," Herrmann melanjutkan. Namun, ia tidak menjelaskan apa langkah yang akan ditempuh pemerintah untuk meluruskannya.

Sekitar satu juta orang berdatangan ke Jerman untuk mencari suaka tahun ini. Kebanyakan berasal dari negara konflik atau di bawah garis kemiskinan, seperti Suriah dan Irak. Kepala badan perbatasan Uni Eropa mengingatkan, besarnya imigran yang masuk ke Eropa bisa menimbulkan risiko keamanan.

Apalagi, perang sipil membuat petugas kesulitan mengecek keautentikan paspor yang berasal dari Suriah. Militan ISIS kemungkinan telah membeli puluhan ribu paspor setelah mengambil kendali dari otoritas lokal di Suriah, Irak, dan Libya. Mungkin juga mereka menyita mesin pembuat dokumen identitas itu.

Dikhawatirkan, banjir imigran yang masuk dimanfaatkan oleh militan ISIS untuk datang ke Eropa dengan mudah, dan tanpa terdeteksi. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER