Gereja Janji Beri Perlindungan bagi Korban Deportasi AS

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Sabtu, 26 Des 2015 06:33 WIB
Gereja berbasis Gerakan Perlindungan di AS berjanji memberikan perlindungan bagi keluarga Amerika Tengah yang ilegal dan terancam deportasi.
AS akan mendeportasi keluarga Amerika Tengah tanpa dokumen. (REUTERS/Yuri Gripas)
Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat Amerika Tengah yang masuk ke Amerika Serikat secara ilegal, terancam oleh rencana pemerintah AS Januari mendatang. Diprediksi, nasib ratusan keluarga tanpa dokumen di AS akan terombang-ambing akibat rencana itu.

Kebijakan itu muncul sebagai upaya AS menghadapi banjir imigran pelintas batas yang pada Januari akan berskala besar. Departemen Keamanan Dalam Negeri pun bersiap mengintensifkan deportasi.

Namun keluarga Amerika Tengah yang ilegal di AS masih bisa sedikit bernapas lega. Sebab, Jumat (25/12), dua hari setelah rencana pemerintah disampaikan, pemimpin gereja berbasis Gerakan Perlindungan bersumpah akan menawarkan tempat ibadahnya untuk para imigran itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini, pemimpin gereja sudah membuktikan niatnya. Ada setidaknya 10 imigran yang diselamatkan dari deportasi dalam 18 bulan terakhir, seperti diberitakan Reuters. Jumat, berbarengan dengan perayaan Natal, pemimpin gereja itu kembali menyerukan sikapnya.

Pendeta Alison Harrington dari Gereja presbyterian di Tuscon, Arizona bahkan menyinggung kisah dalam Kitab Suci, tentang Maria dan Yosef yang mencari perlindungan sebelum kelahiran Yesus.

"Sebagai pastur kita tahu bahwa setiap keluarga adalah keluarga yang suci. Kami membuka pintu kami untuk 'Maria dan Yosef' hari ini. Hadiah yang kami bisa tawarkan pada hari Natal adalah hadiah perlindungan," kata Harrington.

Gerakan Perlindungan yang dimaksud Harrington, meliputi sekitar 50 jemaah dari beberapa kota di AS. Secara global, menurut pendeta Noel Anderson yang menjadi koordinator Layanan Gereja Dunia, jemaah pendukung gerakan itu mencapai 300 orang di 20 negara.

Januari lalu, mereka memberi perlindungan bagi perempuan imigran Honduras di Philadelphia yang dua anaknya lahir di AS. Perempuan itu kemudian mendapat penangguhan hukuman dua tahun dari deportasi.

Ribuan imigran El Salvador, Guatemala, dan Nikaragua membanjiri AS dari Meksiko sejak awal 2014. Kebanyakan dari mereka, termasuk anak-anak, melarikan diri dari kemiskinan, kekerasan obat-obatan, maupun kekejaman gangster. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER