Irak Harus Rebut Fallujah dari ISIS

Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 01 Jan 2016 08:24 WIB
Militer Irak harus merebut kota Falluja yang terletak di dekat kota Baghdad sebelum bergerak merebut kota Mosul di Irak utara.
Setelah merebut kota Ramadi kini pasukan Irak harus merebut kota Falluja sebelum bergerak ke kota Mosul di Irak utara. (Reuters/Stringer)
Baghdad, CNN Indonesia -- Pasukan Irak kemungkinan akan menghadapi pertempuran besar-besaran di dekat Baghdad sebelum mencoba merebut kembali basis kuat ISIS di Mosul: Falluja.

Kota ini sejak lama merupakan benteng kelompok jihadis Muslim Sunni di pintu masuk barat ke ibukota Irak.

Sejauh ini, pemerintah Perdana Menteri Haider al-Abadi dan koalisi pimpinan AS yang mendukungnya bersikap waspada dalam merencanakan serangan ke Falluja yang terletak di antara Baghdad dan Ramadi yang minggu lalu berhasil direbut tentara Irak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Falluja merupakan kota pertama yang jatuh ke bawah kekuasaan militan pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi pada Januari 2014 atau enam bulan sebelum kelompok yang berakar pada al Kaidah ini merebut sepertiga wilayah Irak dan sebagian besar wilayah Suriah.

Dalam pidato kemenangan di Ramadi, Perdana Menteri Abadi mengatakan target selanjutnya militer Irak adalah Mosul, kota terbesar yang dikuasai oleh ISIS.

Abadi mengatakan merebut kembali kota di Irak utara ini menjadi pertanda akhir “kekalifahan” yang diproklamirkan di masjid utama kota itu pada Juni 2014.

Tetapi ketika masih banyak wilayah Irak barat dan utara masih dikuasai ISIS, pihak berwenang belum menjelaskan bagaimana mereka akan merebut Mosul.

“Pemerintah harus menguasai Falluja sebelum Mosul,” kata Jabbar al-Yawar, sekretaris jenderal peshmerga, dalam wawancara dengan TV al-Hadath.

Pernyataan harian militer merujuk serangan udara dan serangan tentara Irak serta koalisi internasional di dalam dan sekitar kota Falluja, yang sebelum perang ditinggali oleh sekitar 300 ribu warga.

Tetapi belum ada indikasi kapan serangan merebut kota itu akan dilakukan.

Pengamat di Baghdad Hisham al-Hashimi mengatakan terdapat sekitar seribu pejuang ISIS di kota itu.

“Di sana ada kepemimpinan militer; jadi ada visi perencanaan dan visi militer,” kata Brigjen Yahya Rasool, juru bciara komando operasi bersama kepaa Reuters.

“Jika terjadi pertempuran membebaskan pusat kota Falluja, kota Falluja atau wilayah lain, kami akan mengumumkannya secara resmi.”

Kapten Chance McCraw, perwira intelijen koalisi dari Amerika, mengatakan pihak Irak masih menyusun rencana langkah setelah merebut Ramadi.

“Saya tidak akan memberitahu kapan mereka akan bergerak [ke arah Falluja] tetapi mereka akan mengusir dari seluruh wilayah Irak. Jadi jika dia berada di Irak, mereka akhirnya akan disingkirkan,” ujarnya kepada wartawan di Baghdad, Rabu (30/12).
Milisi Syiah melakukan perlawanan terhadap ISIS ketika kelompok militan ini menguasai kota yang mayoritas penduduknya Muslim Sunni. (Reuters/Stringer)
Pengamat Hashimi mengatakan, sekitar tiga ribu warga yang masih tinggal di Falluja bisa digunakan sebagai tameng.

Sementara itu Direktur Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Irak mengatakan, sekitar 70 ribu keluarga kini tinggal di kamp-kamp pengungsi di sekitar Baghdad.

Tak Stabil

Kapten McCraw mengatakan Falluja, yang terletak di hilir lembah Sungai Efrat, dikepung divisi pasukan cepat tanggap militer Irak, divisi keenam dan ketujuh, meski ada sejumlah militan yang bisa menyusup keluar dari kepungan militer.

Di sebelah barat, di jalan menuju kota suci Syiah, Karbala, milisi Syiah dukungan Irak mulai mengukuhkan posisi.

Falluja yang dikenal sebagai “Kota Kubah Masjid dan Ibu dari Masjid-Masjid” menjadi pusat bagi kepercayaan dan identitas Sunni Irak. Kota ini rusak parah oleh dua serangan pasukan AS terhadap kelompok pemberontak al Kaidah pada 2004.

Suku-suku di Anbar membantu mengubah arah kejayaan kebangkitan di puncaknya pada 2006, setelah mereka bersatu dan menjadikan al Kaidah musuh bersama.

Kebangkitan kelompok ini dalam bentuk ISIS telah memecah warga Anbar dimana kebanyakan warga menuduh mantan Perdana Menteri Nuri al-Maliki menyingkirkan kelompok Sunni dari kekuasaan dan menjadi pion Syiah Iran.

Sebagian bersimpati dan mendukung militan Islam, atau terlalu takut untuk melawan mereka.
Pasukan Irak berhasil merebut kembali kota Ramadi dari tangan ISIS dengan bantuan serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat. (Reuters/Stringer)
Para pejabat setempat megnatakan kekalahan militan di Ramadi, yang merupakan kota terbesar Sunni yang berhasil direbut dari tangan ISIS, telah melemahkan moral mereka dan menciptakan ketegangan dengan warga Falluja serta memicu bentrokan dengan suku Sunni.

Namun, laporan ini belum bisa dikonfirmasi secara independen.

“Setelah sejumlah pejuang ISIS lari dari Ramadi ke Falluja…muncul ketakutan di kalangan warga Falluja bahwa serangan pemerintah ke kota itu akan segera terjadi. Akibatnya banyak keluarga yang mulai meninggalkan kota itu,” kata Ibrahim al-Fahdawi, anggota dewan kota.

“Elemen-elemen ISIS mengancam akan mengeksekusi siapapun yang mencoba melarikan diri. Hal ini memicu pertengkaran yang kemudian berkembang menjadi bentrokan antaran warga dan ISIS yang sebagian besar adalah warga asing,” katanya kepada Reuters melalui sambungan telepon. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER