Protes Eksekusi Ulama Syiah, Warga Iran Serbu Kedubes Saudi

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Minggu, 03 Jan 2016 10:20 WIB
Demonstrasi berujung ricuh ketika massa mulai merangsek masuk gedung, menghancurkan furnitur dan memantik api, sebelum akhirnya berhasil dibubarkan polisi.
Demonstrasi berujung ricuh ketika massa mulai merangsek masuk gedung, menghancurkan furnitur dan memantik api, sebelum akhirnya berhasil dibubarkan polisi. (Reuters/Neil Hall)
Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Iran meluncurkan unjuk rasa besar-besaran dan menyerbu gedung Kedutaan besar Arab Saudi di ibu kota Teheran pada Minggu (3/1) dini hari. Aksi demonstrasi berujung ricuh ketika massa mulai merangsek masuk gedung, menghancurkan furnitur dan memantik api, sebelum akhirnya berhasil dibubarkan polisi.

Kantor berita Iran, ISNA melaporkan bahwa para pengunjuk rasa mulanya berkumpul di luar kedutaan untuk memprotes eksekusi terhadap Nimr al-Nimr, seorang ulama Syiah oleh Saudi, atas tuduhan terorisme.

Iran, negara yang mayoritas penduduknya merupakan warga Syiah, menilai ekseskusi itu tidak adil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Massa kemudian mulai masuk ke gedung dan memantik api. Foto-foto yang beredar di media sosial muncul menunjukkan para demonstran tengah menghancurkan furnitur di dalam kedutaan.

Sejumlah foto lainnya juga menunjukkan polisi anti huru-hara kemudian terlaihat menjaga penuh lokasi kejadian, sementara para petugas pemadam kebakaran menghentikan kobaran api yang mulai membakar bangunan.

ISNA menyebutkan bahwa kepala polisi Teheran berada di lokasi kejadian untuk memulihkan ketenangan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Hossein Jaber Ansari menyerukan agar warga tetap tenang dan menyatakan tidak boleh ada demonstrasi lagi di sekitar gedung diplomatik Saudi, menurut laporan kantor berita IRNA.

Kelompok garis keras Iran, Pengawal Revolusi berjanji akan "balas dendam dengan keras" terhadap Saudi, yang mayoritas penduduknya merupakan warga Sunni, atas eksekusi Nimr pada Sabtu (2/1). Pengawal Revolusi menyebut akan menggulingkan "rezim pro-teroris dan anti-Islam" yang merujuk kepada Saudi.

Para pengunjuk rasa mulanya berkumpul di luar kedutaan untuk memprotes eksekusi terhadap Nimr al-Nimr, seorang ulama Syiah oleh Saudi, atas tuduhan terorisme. (Reuters/Neil Hall)
Sementara, situs resmi Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menampilkan foto algojo Arab di sebelah algojo ISIS yang terkenal, 'Jihad John', dengan judul "Apa bedanya?".

Nimr merupakan salah satu kritikus dari kelompok Syiah yang paling vokal di Saudi. Nimr dianggap sebagai seorang teroris oleh Riyadh, tapi dipuji oleh Iran sebagai pemerhati hak-hak kelompok Syiah yang minoritas dan terpinggirkan di Saudi.

Nimr juga merupakan pemimpin sekte aktivis muda, yang lelah dengan kepemimpinan para pejabat senior di Saudi untuk memperjuangkan kesetaraan Syiah dengan Sunni.

Meski sebagian besar dari 47 orang yang tewas dalam eksekusi massa terbesar di Saudi dalam beberapa tahun ini merupakan warga Sunni yang didakwa terlibat dalam kelompok al-Qaidah, tetapi Nimr dan tiga warga Syiah tak luput dari hukuman dan dituduh terlibat dalam sebuah penembakan polisi.

Insiden ini menunjukkan bahwa meski negara-negara Teluk memiliki musuh bersama yang harus diberanta, yakni kelompok militan ISIS, tak menjadikan perdebatan Sunni-Syiah mereda di Saudi dan Iran. Perdebatan ini juga memengaruhi pemberontakan Houthi dan intervensi militer Saudi di Yaman. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER