Kelompok Anti-ISIS Klaim Tak Sengaja Retas Situs BBC

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 03 Jan 2016 13:08 WIB
Sekelompok peretas yang ingin meluncurkan serangan terhadap kelompok militan ISIS mengklaim serangan siber tak disengaja di situs BBC.
Ilustrasi peretasan (Thinkstock/scyther5)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekelompok peretas yang ingin meluncurkan serangan terhadap kelompok militan ISIS mengklaim serangan siber di situs BBC. Kelompok ini menyatakan bahwa serangan siber tersebut tidak disengaja dan dimaksudkan sebagai uji kemampuan. 

Klaim serangan siber itu dirilis oleh New World Hackers melalui pesan yang dikirim ke seorang koresponden teknologi BBC, Rory Cellan-Jones pada Sabtu (2/1). Cellan-Jones kemudian mengunggah pesan tersebut ke akun Twitter miliknya.

"Itu hanya tes, kita tidak benar-benar berencana agar [situs BBC] tidak dapat diakses selama beberapa jam," bunyi pesan yang dikirimkan oleh New World Hackers.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami kadang-kadang menyadari apa yang kami lakukan tidak selalu tepat, tetapi tanpa peretas, siapa laga yang dapat melawan teroris secara online?" bunyi pernyataan itu melanjutkan.

Situs BBC yang diretas termasuk situs berita dan platform TV iPlayer. Situs itu tak dapat diakses selama beberapa jam pada Kamis (31/12) akibat serangan siber yang tidak begitu besar. Menurut Cellan-Jones, mengutip sejumlah sumber di dalam perusahaan, memaparkan serangan tersebut sebagai serangan DDoS atau distributed denial of service.

Serangan DDoS biasanya menyerang dengan cara membanjiri pesan dari sejumlah sistem yang berbeda pada situs yang ditargetkan. Serangan ini mengakibatkan sang situs tidak adapat merespon banyaknya pesan yang masuk.

Seorang juru bicara BBC menyatakan pihak perusahaan tidak akan berkomentar soal klaim yang diluncurkan oleh kelompok peretas New World Hackers tersebut.

Laporan terbaru soal ISIS menunjukkan bahwa kelompok militan memiliki kemampuan untuk membuat paspor Suriah. Hal ini memicu kekhawatiran pencurian identitas dan penyusupan oleh anggota ISIS di Barat.

Laporan intelijen ini dibagikan oleh Badan Penegakan Bea dan Imigrasi Amerika Serikat, ICE, kepada para aparat ini menunjukkan bahwa ISIS memiliki mesin pencetak paspor dan banyak buku paspor kosong.

Kemampuan membuat paspor kosong ini juga didukung oleh penguasaan ISIS terhadap beberapa gedung pemerintah Suriah yang memuat dokumen pribadi warga, termasuk catatan sidik jari. Dengan semua kelengkapan ini, ISIS mampu membuat paspor tidak berbeda dengan yang aslinya.
(ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER