Maskapai Korsel akan Produksi Massal Drone Mata-mata

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Minggu, 10 Jan 2016 23:30 WIB
Drone ini akan diturunkan memata-matai zona demiliterisasi dengan Korut dan diharapkan bisa mengurangi tentara terluka atau tewas akibat ranjau darat.
Ilustrasi drone (Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Maskapai terbesar Korea Selatan, Korean Air, telah teken kontrak dengan Kementerian Pertahanan Korsel untuk memproduksi secara massal pesawat nirawak atau drone mata-mata militer.

Dikutip dari kantor berita Yonhap, Minggu (10/1), untuk produksi drone ini Kemhan Korsel merogoh kocek hingga 400 miliar won, atau lebih dari Rp4,6 triliun.

Rencananya produksi drone mata-mata Korean Air akan dilakukan hingga tahun 2020. Rincian kontrak tersebut tidak dirilis ke publik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya November lalu, media Korsel melaporkan bahwa militer negara itu berencana mengembangkan pesawat nirawak pada tahun 2017 untuk mengawasi zona demiliterisasi dengan Korut.

Diharapkan drone ini bisa mengurangi jumlah tentara terluka atau tewas oleh ranjau darat di wilayah perbatasan itu.

Pengembangan drone oleh Korean Air rampung pada tahun 2014. Drone pertama buatan Korsel ini memiliki lebar 4,2 meter dan panjang 3,4 meter.

Drone buatan Korean Air mampu menukik tajam mendadak dan dilengkapi dengan sistem pelacakan otomatis.

"Hampir 95 persen komponen pesawat ini dibuat oleh perusahaan Korea Selatan," ujar Korean Air dalam pernyataannya.

Oktober lalu, Presiden Korsel Park Geun-hye mengatakan dia akan meningkatkan anggaran militer untuk mengantisipasi serangan dari Korut.

Korsel dan Korut masih dalam status berperang setelah Perang Korea tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Korut kian mengancam keamanan Korsel dan negara tetangga lainnya dengan mengembangkan rudal balistik yang diduga untuk membawa hulu ledak nuklir. (den)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER